Raja Arab Saudi ke RI Mau Investasi atau Jual Saham Saudi Aramco?

Pemerintah dan pengusaha Arab Saudi mulai melirik negara-negara di Asia, termasuk Indonesia dan Malaysia.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 01 Mar 2017, 11:30 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2017, 11:30 WIB
Jelang Kedatangan Raja Salman, Keamanan Sekitar Istana Bogor Diperketat
Personel TNI bersenjata lengkap melakukan patrol di luar pagar Istana Bogor, Rabu (1/3). Jelang kedatangan Presiden Joko Widodo dan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz pengamanan Kota Bogor diperketat. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menerima kunjungan kenegaraan resmi Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz al Saud bersama 1.500 rombongan hari ini, Rabu (1/3/2017). Ini adalah kunjungan bersejarah bagi Indonesia disambangi Raja Arab setelah kunjungan terakhir pada 1970 atau 47 tahun lalu.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofjan Wanandi mengungkapkan, Raja Salman yang membawa 10 menteri, 25 pangeran, dan para pengusaha Arab Saudi pasti akan berinvestasi di Indonesia, bukan hanya sekadar menjual saham Saudi Aramco seperti yang ramai diperbincangkan.

"Tidak (jualan saham Aramco), pasti dia (Arab Saudi) investasi di sini," kata Sofjan saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu pagi ini.

Dia mengakui, pemerintah dan pengusaha Arab Saudi mulai melirik negara-negara di Asia, termasuk Indonesia dan Malaysia untuk menanamkan modalnya. Selama puluhan tahun, pengusaha Negeri Minyak itu lebih banyak berinvestasi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS).

"Ini pertama kalinya buat Indonesia setelah 47 tahun, pengusaha Arab lebih banyak investasi ke Eropa dan AS, baru sekarang ini ke Indonesia dan Malaysia. Jadi mereka mulai melirik ke bagian Timur, bukan Barat lagi," Sofjan menjelaskan.

Ia optimistis, pemerintah dan pengusaha Arab Saudi akan berinvestasi lebih banyak ketimbang di Malaysia. Harapannya mampu menarik investasi hingga US$ 25 miliar atau sekitar Rp 325 triliun (kurs Rp 13.000 per dolar AS).

Keyakinan ini tidak surut meskipun Arab Saudi kini tengah dililit defisit anggaran cukup besar sebagai imbas dari anjloknya harga minyak mentah dunia.

"Masih banyak kok duit mereka (Arab Saudi). Cuma karena harga minyak turun, mereka harus lebih efisien, tapi sebenarnya mereka masih punya duit banyak," Sofjan mengaku.

Potensi paling besar investasi dari Arab Saudi di Indonesia, ia menjelaskan, menanamkan modal di kilang minyak dan industri petrokimia. Selain itu juga masuk ke sektor pariwisata di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Sekab, dalam kunjungan Raja Salman ini nanti akan ditandatangani investasi perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, di Cilacap dengan nilai US$ 6 miliar serta proyek lain yang akan ditandatangani, kurang lebih sebesar US$ 1 miliar, dan sebagainya.

"Investasi di kilang minyak, petrokimia, pariwisata di Mandalika. Kita bisa mengambil potensi investasi dari Arab Saudi US$ 25 miliar apabila kita bisa meningkatkan trust ke mereka," Sofjan menegaskan. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya