Kementerian ESDM Berupaya agar Tarif Listrik Terjangkau

Kementerian ESDM tak hanya penuhi kebutuhan listrik, tetapi juga membuat harga listrik semakin terjangkau masyarakat.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Mar 2017, 18:46 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2017, 18:46 WIB
20160413- Tarif Listrik untuk Rumah Tangga akan Naik-Jakarta- Angga Yuniar
Pasca dikuranginya subisidi listrik 2016 maka tarif listrik akan mengalami kenaikan, Jakarta, Rabu (13/4). Rencananya, tarif baru sebesar Rp1.400 per kWh mulai berlaku 1 Juli 2016 untuk golongan rumah tangga. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bergerak untuk menciptakan efisiensi pada sektor kelistrikan agar tarif listrik bisa dijangkau masyarakat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, saat ini fokus instansinya tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik, tetapi juga membuat harga listrik semakin terjangkau masyarakat.

‎"Ini untuk memenuhi kebutuhan listrik. Kita berusaha listrik terpasang itu tetap terjangkau masyarakat," kata Jonan dalam diskusi listrik berkeadilan di Jakarta, Rabu (29/3/2017).

Jonan tidak ingin listrik yang telah masuk ke desa-desa yang sebelumnya gelap gulita tidak bisa dinikmati masyarakat karena harganya mahal. Hal ini akan menciptakan masalah sosial baru.

‎"Kalau dibayangkan satu hari seorang manusia hidup 20 tahun tanpa listrik, kemudian ada listrik masuk ke desanya, tetapi bertanya ke orangtuanya kenapa tidak pakai listrik, orang tuanya menjawab karena kita tidak mampu. Ini jadi persoalan lagi," ‎ujar Jonan.

Jonan menuturkan, instansinya telah membuat sektor kelistrikan semakin efisien untuk menurunkan tarif listrik. Di antaranya pembangunan pembangkit yang disesuaikan dengan potensi energi yang ada di wilayah, membuat kewajiban pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di dekat mulut tambang batu bara ‎dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di dekat mulut sumur gas.

"Hal lain mengenai PLTU 2017 pemerintah lebih pilih bangun PLTU di mulut tambang, kecuali tidak ada," ujar Jonan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya