Liputan6.com, Nusa Dua - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut stabilitas makro ekonomi Indonesia mendorong investor berbondong-bondong menanamkan modal di negara ini.
Pemerintah bahkan telah mengidentifikasi ada 225 proyek infrastruktur prioritas yang siap mendapat kucuran dana dari para investor.
"Indonesia merupakan negara yang pertumbuhan ekonominya lebih baik dibanding negara lain, demografi masih muda, kondisi makro yang stabil sehingga menarik banyak investor. Indonesia dianggap jadi negara destinasi investasi mereka," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers The 3rd Islamic Development Bank Sovereign Investment Forum di Nusa Dua Bali, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Dalam pertemuan para Sovereign Wealth Fund (SWF) negara-negara anggota IDB di Bali, Sri Mulyani menambahkan, Indonesia menawarkan 225 proyek dan satu proyek jumbo 35 ribu Megawatt (MW) yang membutuhkan anggaran infrastruktur sekitar Rp 4.900 triliun sampai dengan 2019.
"Kita menawarkan 225 proyek dan satu proyek kelistrikan. Di antara 225 proyek itu, antara lain 19 proyek jalur kereta api, pembangunan 17 bandara, 13 pelabuhan, 25 kawasan ekonomi, pembangunan irigasi, bendungan, dan lainnya," dia menerangkan.
Proyek ambisius ini, diakui Sri Mulyani membutuhkan peran serta dari pemerintah, swasta, maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang merupakan perusahaan pelat merah di bawah Kementerian Keuangan. BUMN berfungsi sebagai mediator atau fasilitator pendanaan.
"Diharapkan SWF negara-negara anggota IDB dan negara lainnya bisa lebih besar peranannya dalam investasi di Indonesia, terutama proyek infrastruktur," dirinya berharap.
Lanjutnya, PT SMI memperoleh komitmen pembiayaan yang berasal dari SWF atau dana abadi yang dikelola negara-negara anggota IDB senilai US$ 1 miliar.
"Bentuk kerja sama PT SMI dan IDB, antara lain co-financing, co-investment, produk pasar modal, dan kerja sama lainnya untuk mendanai potensi proyek infrastruktur," terang Sri Mulyani.