Liputan6.com, Jakarta Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, dan suaminya, Alwin Basri, ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 19 Februari 2025. Penangkapan ini berhubungan dengan dugaan penerimaan gratifikasi dan pengaturan proyek di Pemerintah Kota Semarang. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan pejabat tinggi daerah dan dugaan korupsi yang cukup besar.
Sejak November 2022, setelah dilantik, Mbak Ita dan Alwin Basri mengumpulkan Sekretaris Daerah serta seluruh Kepala Dinas di kediaman mereka. Pertemuan ini bertujuan untuk menginstruksikan jajaran pemerintah agar mematuhi perintah mereka. Hal ini menjadi awal dari dugaan praktik korupsi yang berlangsung di lingkungan Pemerintah Kota Semarang.
Advertisement
Baca Juga
Dalam perkembangan lebih lanjut, pada 17 Desember 2022, Alwin Basri memperkenalkan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang kepada Direktur PT Deka Sari Perkasa. Dari sini, Alwin menginstruksikan agar PT Deka Sari Perkasa ditunjuk sebagai penyedia pengadaan meja dan kursi sekolah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2023. Diduga, hal ini menjadi salah satu sumber penerimaan gratifikasi bagi Mbak Ita dan suaminya.
Advertisement
Dugaan Korupsi dan Penerimaan Gratifikasi
Tahun Anggaran 2023 menjadi tahun yang krusial dalam penyelidikan ini. Mbak Ita dan Alwin Basri diduga menerima sejumlah uang sebagai 'fee' dari beberapa proyek, termasuk:
- Pengadaan meja dan kursi sekolah di Dinas Pendidikan Kota Semarang senilai sekitar Rp20 miliar.
- Pengaturan proyek penunjukan langsung di tingkat kecamatan.
- Permintaan uang kepada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang.
KPK mencatat bahwa Mbak Ita memerintahkan setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menyisihkan 10% dari anggaran APBD, yang menunjukkan adanya pengaturan yang sistematis untuk keuntungan pribadi.
Advertisement
Penangkapan dan Proses Hukum
Pada 19 Februari 2025, KPK resmi menahan Mbak Ita dan Alwin Basri di Rumah Tahanan Negara Kelas 1 Jakarta Timur, selama 20 hari hingga 10 Maret 2025. Penahanan ini dilakukan setelah mereka ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan penerimaan uang dari tiga proyek berbeda.
Wakil Ketua KPK, Ibnu Basuki Widodo, mengumumkan bahwa keduanya diduga melanggar Pasal 12 huruf a, b, dan f serta Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Selain itu, dua tersangka lain juga ditahan terkait kasus ini, yaitu Direktur PT Chimarder777 dan PT Rama Sukses Mandiri, serta Direktur Utama PT Deka Sari Perkasa.
Kesimpulan
Kasus ini mencerminkan praktik korupsi yang kompleks dan melibatkan pejabat publik. Penyelidikan KPK masih berlangsung, dan mereka berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini demi keadilan. Masyarakat berharap agar kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk menjaga integritas dan transparansi dalam pemerintahan.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Kasus Ini
Apa yang menjadi dasar penangkapan Mbak Ita dan suaminya?
Penangkapan dilakukan berdasarkan dugaan penerimaan gratifikasi dan pengaturan proyek di Pemerintah Kota Semarang.
Kapan Mbak Ita dan Alwin Basri ditangkap?
Mereka ditangkap pada 19 Februari 2025 dan ditahan selama 20 hari.
Proyek apa saja yang terlibat dalam kasus ini?
Proyek yang terlibat antara lain pengadaan meja dan kursi sekolah, pengaturan proyek penunjukan langsung, dan permintaan uang ke Bapenda.
Apa yang diharapkan masyarakat dari kasus ini?
Masyarakat berharap agar KPK dapat mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
