Apakah Pertamina Masuk Perusahaan Migas Raksasa Dunia?

Investasi Pertamina, rata-rata baru sekitar US$ 4 miliar-US$ 5 miliar per tahun.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Mei 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2017, 12:30 WIB
20160414- Kilang Pengolahan Minyak Terbesar ke-2 di Indonesia-Kalimantan- Fery Pradolo
Petugas lapangan memantau Area Crude Distilation Unit (CDU IV) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Saat ini Pertamina RU V sebagai penyedia kebutuhan energi masyarakat Kalimantan. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengaku bahwa perseroan masuk dalam kategori perusahaan kecil jika dibandingkan dengan perusahaan minyak dan gas (migas) di dunia.  Hal tersebut jika dilihat dari sisi realisasi investasi maupun cadangan minyak. Namun, majalah Fortune Global memasukkan Pertamina dalam daftar 500 perusahaan besar di dunia.

"Kami meluruskan, kalau Pertamina dianggap perusahaan besar, keliru. Pertamina adalah perusahaan migas yang masih kecil dibanding perusahaan migas dunia," kata Direktur Pengolahan Pertamina, Toharso saat Media Gathering di Hotel Hermitage, Jakarta, Senin (8/5/2017).

Pertamina merupakan BUMN terbesar di Indonesia. Namun jika dibandingkan perusahaan pelat merah negara lain, seperti Petronas Malaysia, The Petroleum Authority of Thailand atau PTT, Pertamina masih kalah bersaing. Apalagi dengan perusahaan migas swasta atau International Oil Company (IOC), seperti Shell, Exxon Mobil, dan sebagainya.

"Jadi dibandingkan National Oil Company (NOC) dan IOC di dunia, kita masih kecil dari segi investasi dan cadangan minyak," jelas Toharso.

Investasi Pertamina, lanjutnya, rata-rata baru sekitar US$ 4 miliar-US$ 5 miliar per tahun. Sementara perusahaan minyak lain, Toharso menyebut, sudah mencatatkan rata-rata investasi lebih dari US$ 15 miliar setahun.

Exxon Mobile bahkan mampu mengeluarkan investasi lebih dari US$ 30 miliar. Termasuk cadangan minyak dan produksi minyak Pertamina belum banyak.

"Jadi Pertamina harus mengarah ke sana untuk bisa naik lebih tinggi supaya sama (dengan perusahaan migas dunia), dengan cara memupuk investasi lebih besar, terutama di sektor hulu," tukas Toharso.

Untuk diketahui, Fortune Global 500 memuat daftar perusahaan terbesar dunia yang merepresentasikan perusahaan terbaik dalam bisnis global. 

Dalam daftar tersebut, Indonesia hanya diwakili oleh PT Pertamina (Persero). Itu pun Pertamina turun 100 peringkat menjadi ke peringkat 230 dari sebelumnya di 130 pada 2015. 

Fortune mencatat, Pertamina mencatat revenue US$ 41,76 miliar pada pembukuan 2015, turun 40,9 persen dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar US$ 70,6 miliar. (Fik/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya