Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar atau kurs rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa 18 Februari 2025 melemah hingga 9 poin atau 0,05 persen. Pada pagi hari ini, rupiah dipatok USD 16.237 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya 16.228 per dolar AS.
Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
“Rupiah diperkirakan berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar AS yang masih tertekan oleh harapan pada perundingan untuk perdamaian perang Rusia-Ukraina,” ungkap Lukman Leong dikutip dari Antara, Selasa (18/2/2025).
Advertisement
Dalam sebuah laporan, disebutkan bahwa Pejabat senior Pemerintah AS akan bertemu dengan para pejabat Rusia untuk membahas perdamaian Ukraina.
Mereka yang akan mewakili AS di antaranya Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Utusan Khusus Timur Tengah Steve Witkoff akan menuju Arab Saudi untuk bertemu pejabat senior Rusia.
Menurut sumber tersebut, pertemuan akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.
Sebelumnya pada Rabu (12/2), Presiden AS Donald Trump mengatakan setuju untuk segera memulai perundingan yang mengakhiri perang selama tiga tahun di Ukraina, usai berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump juga membahas hal tersebut dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Sementara itu, para pemimpin Eropa menuntut agar dilibatkan dalam perundingan apa pun mengenai masa depan Ukraina. Namun, utusan Khusus Trump untuk Rusia dan Ukraina, Keith Kellogg, menyatakan Eropa kemungkinan tidak akan dilibatkan dalam pembahasan tersebut.
“Belum ada detail mengenai perundingan karena masih tahap awal, meski kemungkinan besar tidak akan melibatkan Inggris maupun EU (European Union/Uni Eropa),” ucap Lukman.
Indeks Dolar
Di samping itu, indeks dolar sendiri terpantau data di tengah perdagangan yang sepi karena Hari President di AS. Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan kurs rupiah berkisar Rp16.150-Rp16.250 per dolar AS.
“(Untuk) sentimen dalam negeri belum bagus, walau data (neraca) perdagangan kemarin (Senin 17/2) menunjukkan surplus yang lebih besar, namun hal ini disebabkan oleh impor yang jauh di bawah perkiraan mencerminkan permintaan domestik yang lemah.
Demikian juga ekspor yang juga di bawah harapan, mencerminkan permintaan eksternal yang juga lemah,” kata dia.
Advertisement
Rupiah Perkasa, Capai Level Segini
Sebelumnya, rupiah kembali mencapai penguatan pada Senin, 17 Februari 2025. Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan bahwa kurs Rupiah ditutup menguat 23 point terhadap Dolar AS (USD), setelah sebelumnya sempat menguat 60 point dilevel 16.228 per USD dari penutupan sebelumnya di level 16.251 per USD.
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang 16.180-16.230,” kata Ibrahim dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/2/2025).
Ibrahim melihat, pedagang tengah berhati-hati di tengah kekhawatiran perang dagang dan kekhawatiran pasokan imbas pengumuman tarif dagang Presiden AS Donald Trump pekan lalu, yang menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang global.
Trump juga menyebut ia mungkin akan segera bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas penghentian perang Ukraina, menekankan upayanya untuk perdamaian dan keyakinan bahwa kedua pemimpin ingin menghentikan pertempuran.
Senada, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga mengatakan bahwa Ukraina dan Eropa akan menjadi bagian dari "negosiasi nyata" untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
“Minggu ini, pasar keuangan siap untuk memantau dengan saksama serangkaian pidato dari pejabat Federal Reserve, dimulai dengan anggota Komite Pasar Terbuka Federal Patrick Harker dan Michelle Bowman pada hari Senin,” Ibrahim menyoroti,
Data Inflasi
Ia menjelaskan, pernyataan The Fed kini sangat diantisipasi menyusul data inflasi yang beragam pekan lalu, yang mengungkapkan peningkatan tahunan sebesar 3% dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) untuk bulan Januari, sedikit di atas tingkat 2,9% bulan sebelumnya.
“Kenaikan inflasi yang tidak terduga telah semakin meredam ekspektasi pemotongan suku bunga jangka pendek,” katanya.
RI Catat Surplus Neraca Perdagangan USD 3,45 Miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia surplus USD 3,45 miliar pada Januari 2025.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)