Harga Emas Naik Imbas Dolar AS Tertekan

Harga emas pertama kali menguat dalam tiga sesi perdagangan seiring dolar AS yang melemah.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Jun 2017, 06:36 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 06:36 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Chicago - Harga emas menguat dari level terendah lima pekan seiring dolar Amerika Serikat (AS) tergelincir.

Pada awal pekan ini, harga emas sempat tertekan seiring pernyataan pejabat the Federal Reserve atau bank sentral AS mengenai kenaikan suku bunga pada 2017. Namun, pimpinan the Fed untuk Philadelphia Patrick Harker menyatakan pihaknya memilih untuk menunda suku bunga naik ke depannya. Bank sentral AS juga mulai menyeimbangkan portofolio neraca.

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 2,3 atau 0,2 persen ke level US$ 1.245,80 per ounce. Harga emas kontrak berada di level US$ 1.243,50, terendah sejak 16 Mei.

Harga emas yang menguat juga seiring indeks dolar AS yang melemah 0,1 persen. Penguatan dolar AS membuat aset investasi seperti emas malah tertekan.

"Jika pasar saham menguat seiring sentimen kenaikan suku bunga the Fed maka harga emas yang pertama kena dampaknya. Namun pasar saham melemah dan tingkat imbal hasil obligasi mendorong kenaikan harga emas," ujar Adrian Ash, Kepala Riset BullionVault seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (22/6/2017).

Ketidakpastian ekonomi dan kebijakan suku bunga the Federal Reserve telah mempengaruhi harga emas. Pada pekan lalu, pimpinan the Federal Reserve berencana untuk menyeimbangkan neraca keuangan US$ 4,5 triliun dan juga menaikkan suku bunga.

Secara teknikal, harga emas sempat sentuh level US$ 1.240. Analis Commerzbank Carsten Fritsch menuturkan, kalau harga emas mendekati level terendah penting dalam rata-rata 200 harian.

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya