Liputan6.com, London - Harga emas naik usai mencapai level terendah dalam enam minggu terpicu pelemahan dolar AS, setelah Senat Amerika Serikat (AS) menunda pemungutan suara undang undang kesehatan.
Melansir laman Reuters, Rabu (28/6/2017), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi US$ 1.249,51 per ounce. Harga sempat merosot ke level terendah dalam enam minggu di US$ 1.236,46 pada hari senin.
Baca Juga
Sementara emas berjangka AS untuk Agustus berakhir naik 0,04 persen
ke posisi US$ 1.246,90 per ounce.
Advertisement
Gubernur Federal Reserve AS Janet Yellen mengatakan bahwa dia tetap berpegang pada rencana menaikkan suku bunga secara bertahap meski inflasi terus berjalan di bawah sasaran the Fed.
"Mungkin emas mengantisipasi sikap yang jauh lebih sulit dari Janet
Yellen dan karena itulah kami reli sedikit melanjutkan penjualannya," kata Phillip Streible, Broker Komoditas Senior RJO Futures di Chicago.
Permintaan jual yang mencapai 1,85 juta ons mendorong emas
ke level terendah dalam enam minggu pada hari Senin, meskipun logam mulia itu gagal menembus di bawah harga rata-rata pergerakan 200 hari.
Adapun indeks dolar AS turun 1 persen dan Wall Street melemah lebih jauh, setelah pemungutan suara undang-undang kesehatan tertunda di Senat AS.
"Dolar sangat lemah, yang juga memberi dukungan bagi pasar emas yang masih senang di level US$ 1.250," jelas dia.
Dolar sudah melemah terhadap euro setelah Presiden Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa dia mungkin akan mulai mengurangi stimulus ekonomi.
Dolar yang lemah membuat harga emas dolar lebih murah untuk investor non AS.
Sementara logam mulia lainnya, perak naik 0,8 persen menjadi US$ 16,69 per ounce, sementara paladium turun 0,6 persen menjadi US$ 860 per ons dan Platinum naik 0,8 persen menjadi US$ 919,45 per ounce.
Simak video menarik berikut ini:
https://www.vidio.com/watch/701286-berani-beda-cetak-wajah-di-bantal-2-wanita-ini-raup-jutaan-rupiah