Investor Minati Produk Sekuritisasi Aset Indonesia Power

Penawaran produk sekuritisasi aset PT Indonesia Power alami kelebihan permintaan 2,7 kali, yaitu mencapai Rp 10,05 triliun.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Sep 2017, 12:02 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2017, 12:02 WIB
PLTU Suralaya yang dioperasikan oleh Indonesia Power. (indonesiapower.co.id)
PLTU Suralaya yang dioperasikan oleh Indonesia Power. (indonesiapower.co.id)

Liputan6.com, Jakarta - Usai PT Jasa Marga Tbk mencatat produk sekuritisasi aset, kini PT Indonesia Power (IP) mencatatkan produk sekuritisasi aset piutang usahanya. Penawaran produk sekuritisasi aset PT Indonesia Power itu diminati investor.

Produk sekuritisasi aset tersebut bernama Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (EBA) Danareksa Indonesia Power PLN 1-Piutang Usaha (EBA DIPP1).

Direktur Utama Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani mengatakan, dari penawaran yang telah dilakukan mulai 4-11 September 2017,‎ sekuritisasi aset keuangan anak usaha PT PLN (Persero) tersebut mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 2,7 kali, yaitu mencapai Rp 10,05 triliun dari target pencarian dana Rp 4 triliun. Hal ini menunjukkan penawaran tersebut disambut baik investor.

"Hasil bookbuilding EBA DIPP1 mendapat sambutan positif dari investor," kata ‎Sripeni, pada saat hadir dalam pencatatan perdana EBA DPP 1, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/9/2017).

‎Sripeni mengungkapkan, dari target Rp 4 triliun tersebut terdiri atas penawaran umum EBA Kelas A Rp 3,68 triliun dan penawaran terbatas EBA Kelas B Rp 312 miliar.

Hasil dana yang terkumpul tersebut untuk memodali pembangunan‎ Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Surlaya Unit 9 dan 10, masing-masing berkapasitas 1.000 Megawatt (MW) yang masuk dalam program kelistrikan 36 ribu Megawatt (MW).

"Atas keberhasilan ini kami mengucapkan terima kasih kepada PLN selaku pemegang saham IP dan sinergi IP dengan berbagai pihak, yaitu Danareksa Invesment Management, BRI, BNI, Mandiri Sekuritas dan lainnya,"‎ tutur Sripeni.

Sripeni menjelaskan, dalam sekuritisasi aset tersebut, Indonesia Power hanya menyekuritisasi aset piutang penjualan listrik PLTU Sularlaya Unit 1 sampai 4 ke PLN. Jadi, bukan aset fisik perusahaan.

"Instrumen tersebut dijadikan salah satu sumber pendanaan mendukung program 35 ribu MW," tutur Sripeni.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Indonesia Power Catatkan Produk Sekuritisasi Aset

PT Indonesia Power (IP) melakukan pencatatan perdana sekuritisasi Efek Beragun Aset (EBA), dengan nama EBA Danareksa Indonesia Power PLN 1- Piutang Usaha (EBA DIPP1).

Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, mengatakan,‎ pada tahap pertama ini, Indonesia Power mengumpulkan dana Rp 4 triliun. Hal ini sesuai dengan nilai EBA yang ditawarkan.‎

"Nilai EBA yang ditawarkan sebesar Rp 4 triliun dengan aset dasar disekuritisasi adalah aset keuangan yang merupakan bagian dari piutang penjualan ketenagalistrikan PLTU Suralaya unit 1-4," kata Sri, di Kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu, 20 September 2017.

Penerbitan EBA DIPP1 ini seiring dengan rencana strategis IP untuk melakukan sekuritisasi EBA sebanyak-banyaknya Rp 10 triliun, dan akan dilakukan secara bertahap hingga akhir 2018. Instrumen itu dijadikan salah satu sumber pendanaan untuk mendukung program 35 ribu MW.

Sri menuturkan, penawaran yang berlangsung pada 4-11 September 2017 itu mendapat sambutan positif dari investor. Sekuritisasi aset keuangan IP mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 2,7 kali, yaitu mencapai Rp 10,05 triliun dari target Rp 4 triliun yang terdiri dari penawaran umum EBA Kelas A Rp 3,688 triliun dan penawaran terbatas EBA Kelas B Rp 312 miliar.

Sri mengungkapkan, keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan PT PLN (Persero) selaku pemegang saham Indonesia Power dan sinergi dengan berbagai pihak, yaitu Danareksa Investment Management sebagai Manajer-Investasi, Bank BRI sebagai bank kustodian, Danareksa Sekuritas sebagai Lead Arranger dan Selling Agent.

Selain itu, para agen penjual lainnya PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT BCA Sekuritas, dan juga para profesi penunjang untuk mengupayakan pendalaman investasi melalui penerbitan instrumen pendanaan baru berbasis piutang di pasar modal.

"Dukungan OJK, BEI, dan para investor dari perusahaan perbankan BUMN maupun nasional, dana pensiun, asuransi, dan asset management, juga menjadikan EBA DIPP1 sebagai salah satu produk investasi yang diminati," tutur Sri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya