Perjuangan Petugas PLN Terangi Warga Pulau Pongok dan Celagen

Pembangunan pembangkit tersebut sebagai bentuk dukungan PLN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di pulau.

oleh Nurmayanti diperbarui 27 Sep 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2017, 17:00 WIB
Butuh perjuangan bagi petugas PLN untuk melistriki  Pongok dan Celagen. (Dok PLN)
Butuh perjuangan bagi petugas PLN untuk melistriki Pongok dan Celagen. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta Warga desa Pulau Pongok dan Celagen di Kabupaten Bangka Selatan kini bisa menikmati penerangan listrik dengan maksimal. Ini setelah petugas PLN berhasil merampungkan pembangunan infrastruktur listrik di kedua pulau tersebut.

Hal ini ditandai dengan pengoperasian pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) kapasitas 5X200 KW di Pulau Pongok dan 3X100 KW di Pulau Celagen.

General Manager PLN Babel Susiana Mutia menyampaikan pembangunan pembangkit tersebut sebagai bentuk dukungan PLN untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di pulau tersebut. "Ini merupakan bentuk konkrit komitmen kami mendorong pertumbuhan ekonomi di Pulau Celagen dan Pulau Pongok" ujar dia, Rabu (27/9/2017).

Dia menuturkan, butuh perjuangan bagi petugas PLN untuk melistriki pulau berpenduduk 1.300 kepala keluarga tersebut. Pasalnya para petugas harus menempuh tiga jam perjalanan darat terlebih dahulu untuk mengangkut mesin dan material dari kota Pangkalpinang ke Pelabuhan Sadai di Bangka Selatan.

Kemudian mesin dan meterial dibongkar dari truk untuk diangkut menggunakan kapal nelayan menuju pelabuhan Pulau Lepar dengan lama perjalanan laut kurang lebih 30 menit.

Tak sampai di situ, bersama para nelayan, mesin kembali dipindahkan ke dalam mobil dan diangkut menuju pelabuhan Tanjung Labu selama 45 menit perjalanan yang berlokasi di ujung timur pulau lepar.

Sampai di sini petugas kembali harus melakukan proses loading-unloading mesin untuk kemudian dibawa menuju ke pelabuhan Pulau Pongok dan Celagen yang ditempuh selama 3 jam perjalanan laut.

Kedatangan alat ini disambut warga. Tanpa ragu petugas PLN pun dibantu warga menurunkan mesin dan material dari kapal kemudian diangkut ke lokasi PLTD.

Upaya yang dimulai dari bulan Maret ini mulai membuahkan hasil. Mesin sudah berhasil terinstal dengan didukung jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 7,26 KMS, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 8,65 KMS, 300 buah batang tiang, empat buah trafo kapasitas 50 kVA, dan tiga buah trafo 100 kVA.

Rencananya pada bulan Oktober kedua pulau tersebut sudah menyala 24 jam, sebanyak 867 rumah terdaftar sebagai pelanggan PLN. Sebelumnya kedua pulau tersebut dilistriki menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang hanya menyala enam jam di malam hari.

Pada akhir tahun 2016 PLN mendatangkan generator mobile kapasitas 150 kVA yang mampu menambah daya mampu listrik menjadi 12 jam di malam hari.

Sapri salah satu warga menyampaikan bahwa dengan adanya listrik menimbulkan gairah dalam melakukan kegiatan "dengan listrik yang ada sekarang ini kami jadi lebih antusias dan semangat dalam melaksanakan seluruh kegiatan dan pekerjaan," pungkasnya.

Tonton Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya