Terkendala Listrik, REI Sultra Koreksi Target Rumah Subsidi

REI menyatakan saat ini kendala utama dalam pembangunan rumah bersubsidi di Sulawesi Tenggara yaitu pasokan jaringan listrik.

oleh Muhammad Rinaldi diperbarui 04 Okt 2017, 07:45 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2017, 07:45 WIB
Property Rumah
Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Dukungan dari berbagai atau pemangku kepentingan sangat dibutuhkan pengembang di daerah untuk memastikan pasokan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah tercapai sesuai target.

Ketua DPD Realestat Indonesia (REI) Sulawesi Tenggara (Sultra), Iwan Setyawan, mengungkapkan saat ini kendala utama dalam pembangunan rumah bersubsidi di daerahnya adalah menyangkut kepastian pasokan jaringan listrik.

Hal itu karena saat ini fokus pembangunan rumah subsidi tidak lagi hanya di ibukota provinsi, namun juga mulai menjangkau kabupaten/kota yang sebagian besar belum dijangkau jaringan listrik PLN.

"Belum terpasangnya listrik turut memengaruhi akad kredit, dan itu berdampak pada realisasi. Namun kami dari REI Sultra sudah proaktif bertemu dengan PLN dan membahas jalan keluarnya," kata Iwan kepada Liputan6.com, Rabu (4/10/2017).

Karena banyak daerah belum dilalui jaringan listrik, menurut dia, PLN menghitung-hitung investasi penyambungan ke lokasi perumahan, karena khawatir investasinya tidak kembali jika rumah yang dibangun hanya 100-an unit.

Oleh karena itu, REI Sultra dan PLN setempat akan duduk bersama untuk membahas berapa idealnya unit rumah yang dibangun supaya PLN tidak merugi.

Sementara untuk pasokan air bersih tidak ada masalah, karena masyarakat di Sultra umumnya masih menggunakan sumur bor atau sumur gali. Hanya beberapa lokasi di ibukota provinsi yang sudah dilayani air bersih dari PDAM.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Target Pembangunan Rumah

Tahun ini, REI Sultra menargetkan pembangunan 3.500 unit rumah subsidi. Namun, menurut Iwan, dengan adanya beberapa kendala pihaknya berencana mengkoreksi target tersebut menjadi 2.300 rumah. Sementara tahun lalu, realisasi pembangunan rumah rakyat di Sultra tercatat sebanyak 1.500 unit.

"Betul dikoreksi, karena capaian hingga Juli di Sultra tidak cukup baik. Hingga akhir Juli, kami kira baru berhasil terbangun 985 unit rumah bersubsidi dan 300 unit rumah komersial," kata Iwan.

Ia mengakui, rumah subsidi masih menjadi primadona bagi para pengembang di daerah itu. Selain di Kota Kendari, saat ini beberapa rumah subsidi yang sedang dibangun anggota REI berlokasi di Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe, Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur, Kota Bau-bau, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Kolaka Utara.

Sementara 80 persen pembeli rumah di Sultra didominasi oleh Pegawai Negeri Sipil dan sisanya karyawan swasta serta wiraswasta. Menurut Iwan, sebenarnya pasar dan kebutuhan hunian untuk pekerja informal cukup besar di Sultra. Sebagian besar merupakan pedagang dan nelayan yang secara penghasilan sebenarnya layak diberikan kredit pemilikan rumah.

"Di sini banyak pekerja informal, namun sayangnya bank merasa mereka belum bankable. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tertarik tapi mereka juga takut melanggar peraturan. Padahal pasarnya besar sekali dari pekerja informal," ungkap Iwan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya