Liputan6.com, Jakarta - PT Vivo Energy Indonesia menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) berkadar Research Octane Number (RON) 89‎ dengan harga jauh lebih murah dibanding BBM RON 88 Premium yang dijual PT Pertamina (Persero).
Harga jual, termasuk distribusi BBM oleh Vivo ditegaskan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak melanggar aturan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menampik tudingan pemerintah membuka ruang bagi pemburu rente. Alasannya, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2015, harga BBM Umum termasuk di dalamnya marjin atau keuntungan diatur oleh pemerintah.
Advertisement
"Penjualan bensin RON 89 telah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan Direktur Jenderal Migas untuk bensin RON 88 sebagai persyaratan minimalnya," tegas dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (29/10/2017).
Baca Juga
Dadan lebih jauh menjelaskan, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran diatur mengenai penyediaan BBM yang terdiri dari tiga jenis, yaitu:
1. Jenis BBM Tertentu (JBT), yaitu minyak Solar dan minyak tanah, dan disubsidi pemerintah yang penugasannya dilakukan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (Migas).
2. Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), yaitu bensin RON 88 dengan wilayah di luar Jamali (Jawa, Madura, Bali) yang penugasannya dilakukan oleh BPH Migas.
3. Jenis BBM Umum adalah BBM di luar jenis BBM tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan, yang pelaksanaannya dapat dilakukan oleh setiap Badan Usaha (BU) yang mempunyai Izin Usaha Niaga Umum (IUNU) BBM.
"Jadi dalam hal ini penyediaan dan pendistribusian BBM oleh Vivo sebagai BU pemegang IUNU BBM tidak bertentangan dengan Perpres 191 Tahun 2014," tutur Dadan.
Selain itu, terkait dengan pernyataan distribusi BBM RON 89 oleh Vivo Energy Indonesia melanggar peraturan BBM satu harga, Dadan menjelaskan, pendistribusian JBT dan JBKP di wilayah Indonesia dilakukan oleh BU penerima penugasan kepada konsumen pengguna jenis JBT dan JBKP melalui penyalur yang ditunjuk.
Hal ini sesuai dengan Permen ESDM Nomor 36 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga Jenis BBM Tertentu dan Jenis BBM Khusus Penugasan Secara Nasional.
"Saat ini Vivo melakukan pendistribusian BBM di luar JBT dan JBKP (Jamali). Pemerintah dapat menugaskan Vivo untuk melakukan penyaluran ke wilayah tertentu sesuai dengan peraturan tersebut," tegas Dadan.
Dadan menuturkan, pemerintah wajib memenuhi kebutuhan BBM di seluruh Indonesia. Pemerintah dalam memberikan penugasan terhadap Pertamina telah memperhitungkan kemampuan perusahaan sebagai BUMN.
Tujuan akhir adalah tercapainya pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap BBM satu harga. Pernyataan ini meluruskan kabar yang beredar perlakuan ketidakadilan pemerintah terhadap Pertamina.
"Kita melihat jenis BBM Bensin RON 88 masih dibutuhkan masyarakat menengah ke bawah (angkutan kota dan sejenisnya), sehingga pemerintah tetap perlu menugaskan BU pemegang IUNU untuk menyediakan jenis BBM tersebut," kata dia.
Pemerintah, Dadan mengakui, akan memberikan penugasan kepada BU lain pemegang Izin Usaha Niaga BBM, termasuk Vivo, bukan hanya mendistribusikan BBM di Jawa, tapi juga di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah 3T, yaitu tertinggal, terdepan, dan terluar.
"Kebijakan pemerintah dalam distribusi BBM satu harga semata-mata adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menengah ke bawah, dan tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2019," tutur Dadan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Jual BBM RON 89, Vivo Beri Harga Lebih Murah dari Premium
Sebelumnya, PT Vivo Energy Indonesia menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) berkadar Research Octane Number (RON) 89‎, dengan harga yang jauh lebih murah dari BBM RON 88 Premium yang dijual PT Pertamina (Persero).
Corporate Communication Vivo Maldi Al-Jufrie mengatakan, awalnya Vivo berencana menjual BBM dengan kadar RON 88. Namun, karena tidak ingin ada polemik, akhirnya spesifikasi BBM jenis Revvo 88 terebut dinaikkan menjadi RON 89.
"Kami sebenarnya enggak pengen terlibat polemik 88, kenapa belum ada penunjukan 88. Oleh karena itu, kami alhamdulillah atas persetujuan pemerintah, kami membuat produk baru Revvo 89," kata Maldi, di Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.
Maldi mengungkapkan, BBM dengan kadar RON 89 tersebut saat ini dibanderol Rp 6.100 per liter.‎ Untuk diketahui, harga tersebut jauh lebih murah ketimbang Premium yang kadar RON-nya jauh lebih rendah. Di luar wilayah penugasan Jawa, Madura dan Bali (Jamali) pemerintah menetapkan harga BBM RON 88 yaitu Rp 6.450 per liter.
"Harga Rp 6.100 per liter‎ untuk 89," ucap Maldi.
Namun, ketika ditanyakan sebab Vivo bisa menetapkan harga lebih murah, dia enggan menjawabnya. Ma‎ldi menuturkan, penetapan harga tersebut sudah mengacu pada prinsip keekonomian, meski menjual Revvo 89 lebih murah dari BBM RON 88, perusahaan yang memiliki induk di Swiss ini tetap mendapat keuntungan.
"Balik lagi kami di sini pengen bisnis, kami bukan panti sosial kasarnya. Rugi insyallah enggak," ujar Maldi.
Maldi menjelaskan, BBM Vivo ‎dipasok dari kilang di luar negeri. Namun untuk penampungannya dan peracikannya sudah dilakukan pada fasilitas penyimpanan di Tanjung Priok, Jakarta.
"Sekarang di storage (penyimpanan) nantinya bisa kirim langsung. Storage-nya di Priok," ujar Maldi.
Advertisement