Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Janet Yellen juga dijadwalkan untuk mengikuti diskusi panel di New York pekan ini dan investor akan mencari isyarat tentang kebijakan moneter AS.
Mengutip Bloomberg, Selasa (21/11/2017), rupiah dibuka di angka 13.534 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.529 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.527 per dolar AS hingga 13.550 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah menguat 0,53 persen.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.544 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.529 per dolar AS.
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menjelaskan, pada perdagangan kemarin sebenarnya rupiah tangguh menghadapi Dolar AS. Mata yang Paman Sam memang tertekan oleh situasi reformasi pajak AS. "Trader teknikal akan memantau apakah harga dapat bergerak menuju 13.550 per dolar AS," jelas dia.
Sayangnya, pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak tertekan karena dolar AS kembali menguat. Pasar mengalami volatilitas pada pekan ini saat para pejabat penting bank sentral seperti Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi, Gubernur Bank of England Carney, dan Ketua Dewan Gubernur Janet Yellen menjadi sorotan.
Draghi akan memberi testimoni tentang ekonomi dan kebijakan moneter di hadapan Parlemen Eropa di Brussels sedangkan Mark Carney akan memberi testimoni tentang inflasi dan prospek ekonomi di hadapan Komite Keuangan Inggris Raya.
"Janet Yellen juga dijadwalkan untuk mengikuti diskusi panel di New York pekan ini dan investor akan mencari isyarat tentang kebijakan moneter dari Yellen," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: