Kondisi Politik Bayangi Sektor Properti pada Semester II 2018

Pasar properti diprediksi bagus pada semester I 2018. Namun begitu, kondisi politik akan pengaruhi sektor properti pada semester II 2018.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Des 2017, 21:39 WIB
Diterbitkan 20 Des 2017, 21:39 WIB
Property Rumah
Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar properti diprediksi bagus pada semester I 2018. Namun begitu, kondisi politik akan pengaruhi sektor properti pada semester II 2018.

Ignatius Untung, Country General Manager Rumah123.com mengatakan, panasnya situasi politik pasca-Juli tahun depan turut berdampak pada sektor properti.

"Prediksi untuk semester satu 2018 bagus. Pelaku industri properti akan gencar mengembangkan usahanya mulai dari Januari hingga bulan-bulan awal setelah Idul Fitri pada Juni," kata Ignatius di kantornya, Rabu (20/12/2017).

Di sisi lain, dia belum bisa memperkirakan situasi pada semester II 2018. Menurut dia, itu adalah saat tensi politik mulai meninggi jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

"Kita belum bisa memastikan secara pasti bagaimana sektor properti pada enam bulan terakhir tahun depan, masih wait and see," kata dia.

"Adanya Pilpres juga sebenarnya turut menggerakkan ekonomi, seperti pengusaha sablon yang ramai orderan dari pihak yang mau berkampanye. Nah, bisa saja kemudian para pengusaha itu melarikan uang tambahannya ke properti," tambah dia.

Untuk prediksi lebih lanjut perihal pasar properti di tahun depan, Ignatius menjelaskan pihaknya akan mengadakan properti outlook pada 17 Januari 2018.

Sejumlah lembaga negara direncanakan turut diundang pada acara tersebut, seperti Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Cicil Rumah Lebih Baik dari Sewa Kontrakan?

Property Rumah
Ilustrasi Foto Property Rumah (iStockphoto)

Sebelumnya, familiar dengan istilah "sandang, pangan, papan"? Ya, sebuah terminologi klasik yang menggambarkan pakaian, makanan dan rumah sebagai sebuah kebutuhan pokok yang wajib dimiliki.

Tampaknya itu sudah tidak terlalu berlaku kini. Banyak yang menganggap kebutuhan papan berupa rumah sudah tidak terlalu penting lagi. Bahkan mereka mungkin berpikir, jika rumah sudah bisa disewa, kenapa harus membeli?

Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung menganggap itu adalah hal yang keliru. Ia membuat perhitungan, selisih biaya sewa dan cicilan rumah tidak berbeda jauh, dan mencicil rumah juga merupakan sebuah investasi.

"Tim kami (Rumah123.com) membuat survey, besaran harga sewa properti semisal rumah di kawasan Jadetabek hampir setara dengan biaya cicilannya, yakni berkisar 40-60 persen," ujar dia di 88 Tower, Jakarta Rabu 20 Desember 2017

"Setiap tahunnya, ukuran rumah juga semakin menciut 4-8 persen. Maka dari itu, membeli rumah adalah cara paling cepat meningkatkan kekayaan, karena harganya tidak akan turun atau bahkan semakin naik," tambahnya.

Selain itu, Ignatius menghimbau para pelaku industri properti untuk lebih peka terhadap karakter masyarakat milenial demi meningkatkan penjualan.

"Industri properti kita saat ini masih belum banyak memanfaatkan internet, yang menjadi tempat bermain kaum milenial," dia menjelaskan.

Dia juga turut menyarankan pemerintah untuk ikut serta membantu, dengan membuat aturan berupa first time home buyer dengan insentif pajak atau perizinan.

"Pemerintah kalau bisa menegakkan aturan, bahwa satu rumah atau apartemen hanya bisa dibeli oleh yang belum punya hunian. Saya berharap, satu cluster atau satu lantai apartemen itu tidak hanya dibeli dan dimiliki oleh satu pihak saja," cetus dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya