Ekonom: Pasar Properti di Indonesia Timur Tumbuh Signifikan

Kepala Ekonom Bank BTN Winang Budoyo mengatakan potensi bisnis di Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih tinggi.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 26 Okt 2017, 07:45 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 07:45 WIB
Rumah murah
Rumah murah

Liputan6.com, Jakarta Potensi pasar properti di kawasan Timur Indonesia masih menjanjikan. Karena hal itu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengajak para pengembang di daerah timur salah satunya di Nusa Tenggara Timur untuk membangun rumah rakyat. 

Kepala Ekonom Bank BTN Winang Budoyo mengatakan potensi bisnis di Kawasan Timur Indonesia (KTI) masih tinggi. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi di KTI mencatatkan kenaikan yang lebih tinggi di banding kawasan lainnya. Per kuartal II/2017, ekonomi KTI tercatat tumbuh 3,14 persen atau naik 65 basis poin (bps) quater-on-quarter (qoq) dari 2,49 persen di kuartal

Di NTT, lanjut Winang, ekonomi tumbuh sebesar 5,01 persen pada kuartal II/2017 atau sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Winang menjelaskan secara sektoral, real estate baru menyumbang 2,58 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) NTT. Namun, pertumbuhan sektor real estate telah mencapai 5,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal II/2017 atau jauh melonjak dari pertumbuhan pada kuartal I/2016 yang hanya sebesar 2,94 persen.

Data dari Bank Indonesia (BI) menyebutkan lonjakan pertumbuhan tersebut disebabkan pembangunan perumahan di Kabupaten Manggarai Barat, Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan, dan Kabupaten Kupang dalam rangka program 3.000 unit rumah subsidi pada 2017.

“Momentum pertumbuhan di sektor real estate ini menjadi potensi untuk bisnis perumahan, terutama di NTT. Apalagi saat ini pemerintah sedang gencar membangun infrastruktur terutama jalan yang membuka akses lahan yang lebih besar. Pengembangan sektor properti pun sejalan dengan Program Satu Juta Rumah sehingga pemerintah memberikan berbagai bantuan subsidi pembiayaan agar masyarakat mudah memiliki rumah,” jelas Winang di Kupang, Rabu (25/10).

Menurut Winang, adanya berbagai kebijakan pemerintah yang memberikan stimulus untuk sektor properti pun menjadi peluang bisnis bagi para pengembang. Berbagai stimulus tersebut seperti relaksasi  ketentuan loan to value atau financing to value (LTV/FTV) sejak Juni 2015. Pemerintah pun berencana akan kembali memberikan stimulus untuk sektor properti melalui kebijakan LTV/FTV spasial atau berdasarkan wilayah.

“Relaksasi tersebut memiliki efek pengganda yang besar karena sektor properti terkait dengan hampir 170 sektor lainnya."

Sementara itu, sejalan dengan pertumbuhan bisnis properti di NTT, Kantor Cabang Bank BTN di Kupang pun mencatatkan kenaikan positif kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kontruksi. Per September 2017, KPR Bank BTN di Kupang tercatat naik 45,31 persen yoy dari Rp 29,02 miliar di September 2016 menjadi Rp53,06 miliar. Kredit konstruksi Bank BTN di Kupang pun naik 60,49 persen yoy dari Rp65,02 miliar pada kuartal III/2016.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya