Pemerintah Cari Cara Redam Harga Telur, Beras, dan Ayam

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, sebagian besar harga bahan pokok‎ masih terpantau normal.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Des 2017, 15:46 WIB
Diterbitkan 29 Des 2017, 15:46 WIB
Harga-Telur-Ayam
Suasana di agen telur ayam di Jakarta, Senin (27/3). Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat menilai pemerintah lamban mengatasi kondisi kelebihan pasokan ayam hidup dan telur, menyebabkan harga jatuh di tingkat peternak. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah memastikan akan berupaya meredam gejolak harga beberapa komoditas yang terjadi belakangan ini, yakni beras, telur, dan daging ayam. Di sisi lain, pasokan bahan pokok dipastikan dalam kondisi normal menjelang akhir tahun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, sebagian besar harga bahan pokok‎ masih terpantau normal. Meski demikian, terjadi sedikit kenaikan pada komoditi ayam, telur, dan beras.

"Harga pangan itu sebagian besar berjalan dengan normal, tapi ada sedikit lebih tinggi dari normalnya masuknya beberapa bulan belakangan ini. Pertama harga telur dan ayam, beras naik sedikit tapi di bawah 1 persen," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (29/12/2017).

Darmin pun menggelar rapat koordinasi untuk mengkaji cara meredam harga tiga komoditas tersebut. Salah satunya menambah pasokan agar tidak terjadi kekurangan.

"Yaitu kita memastikan saja di akhir tahun apa perlu diambil langkah-langkah atau tidak. Kelihatanya tidak ada paling untuk rastra apakah perlu ditambah, kita pikir-pikir satu dua hari ini," tutur Darmin.

Terkait dengan pasokan bahan pokok‎ saat akhir tahun, Darmin mengklaim masih dalam kondisi normal, tidak ada kekurangan. Dia menyebutkan, untuk beras di Pasar Induk Cipinang, meski pasokannya menurun, masih dalam batas normal.

"Artinya kalau dilihat beberapa petunjuk seperti arus beras ke Pasar Induk Cipinang masih normal. Ada sedikit penurunan dari normal tapi masih di atas 3 ribu ton per hari," tutur Darmin.

Kemendag Telusuri Penyebab Lonjakan Harga Telur

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan harga telur dan daging ayam melonjak jelang Natal dan tahun baru. Namun, kenaikan harga tersebut diharapkan tidak berlangsung lama.
 
Sekretaris Jenderal Kemendag Karyanto Suprih mengatakan, sejauh ini harga yang naik adalah telur dan daging ayam. Adapun, komoditas pangan selain itu cenderung stabil.
 
"Harga yang agak lumayan ini telur dan unggas. Selebihnya bisa kita kendalikan, dan enggak semua tempat, di Jakarta beras murah," ujar dia di Kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (20/12/2017).
 
Saat ini Kemendag masih menelusuri penyebab kenaikan harga ini. Menurut Karyanto, ada sejumlah hal yang diperkirakan menjadi penyebab lonjakan harga tersebut, salah satunya soal cuaca. Namun dia memastikan stok telur dan ayam masih mencukupi.
"Sedang dicari tadi karena cuaca, pengiriman terhambat dan sebagainya. Tapi stok barang ada. Tapi kami meyakinkan kepada masyarakat itu stok barang ada, sehingga tidak akan terjadi gejolak. Kita akan ketemu dengan para pelaku usaha ayam dan telur," kata dia.
 
Selain itu, ucap Karyanto, untuk mengendalikan harga telur, pihaknya berencana mengeluarkan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) untuk komoditas tersebut. Namun hal tersebut masih dalam kajian.
 
"(HET) Belum, dan sekarang sedang akan dicoba, ada harga acuan saja," tandas dia.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya