Musim Hujan Bikin Harga Daging Ayam Naik di Pasar Tradisional

Kenaikan harga daging ayam ini terbilang konsisten dan terus terjadi tiap minggu.

oleh Bawono Yadika diperbarui 12 Feb 2018, 11:46 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2018, 11:46 WIB
Sarwanto (52) pedagang daging ayam di Pasar Pondok Gede tengah menjajakan jualannya. (Liputan6.com/Bawono)
Sarwanto (52) pedagang daging ayam di Pasar Pondok Gede tengah menjajakan jualannya. (Liputan6.com/Bawono)

Liputan6.com, Jakarta Harga daging ayam terus naik di pasar tradisional. Salah satunya di Pasar Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat. Kenaikan harga daging pada awal pekan ini rata-rata Rp 5.000 per kilogram (kg).

Pedagang ayam, Warni (58), menuturkan kenaikan harga daging cukup tinggi sehingga pembeli cenderung sepi. Pekan lalu, misalnya, daging ayam per kg seharga Rp 30 ribu, kini telah naik menjadi Rp 35 ribu.

"Sekarang sepi mas pembeli, pada nyari yang Rp 25 ribu per kg," jelas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (12/2/2018).

Dia menduga, kenaikan harga ayam ini disebabkan tingginya curah hujan yang kini sering terjadi. Distribusi daging ayam menjadi sulit karena musim hujan.

"Daging pada naik karena musim hujan, kiriman dari Lampung jadi lama," tutur Warni.

Selain itu, Sarwanto (52), pedagang daging ayam lainnya, membenarkan pendapat Warni. Menurut Dia, kini pembeli beralih pada daging ayam yang lebih kecil. "Ya sekarang kita kecilin ayamnya 9 ons, supaya pada beli," ujar Sarwanto.

Kenaikan harga daging ayam ini terbilang konsisten dan terus terjadi tiap minggu. Melansir data Pusat Informasi Pangan Strategis (PIHPS) harga daging ayam kini naik menjadi Rp 34.900 per kg.

Diikuti data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang mencatat kenaikan harga daging ayam capai Rp 33.771 per kg.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menteri Susi: Daging Itu Mahal dan Impor, Lebih Baik Makan Ikan

Balada Nelayan dan Ikan Laut di saat Cuaca Ekstrem
Harga ikan laut di Pasar Besar Malang, Jawa Timur, naik tajam akibat pasokan dari nelayan berkurang (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Pembangunan Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, Jakarta Utara, akan menjadi salah satu titik tolak pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia. Adanya pasar ini diharapkan memberi akses yang ramah bagi masyarakat untuk membeli ikan.

"Saya masih ingat jualan ikan yang tidak bisa ekspor, saya jual kemari dengan truk-truk hampir setiap malam, Muara Baru, Muara Angke. Tempat yang becek dan bau. Waktu itu ya hanya itu cari makan. Sekarang saya punya authority mengubah itu. Saya ingin membangun kalau bisa di setiap kota, di atas 100 ribu penduduk ada 1 pasar modern," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat groundbreaking PIM Muara Baru Jakarta, Kamis (8/2/2018).

Susi menjelaskan, pembasmian pencurian ikan telah membuat pasokan ikan nasional meningkat dari 6,5 juta ton menjadi 12,5 juta ton. Ekspor ikan juga meningkat sampai 11 persen.

Meski begitu, Susi mengaku lebih senang jika konsumsi ikan masyarakat meningkat.

"Namun, saya lebih senang kalau banyak pasar begini dan angka konsumsi dalam negeri lebih naik. Kalau masyarakat bisa makan ikan semuanya dengan omega 3 dan semua protein dalam ikan anak-anak Indonesia akan pintar dan pandai," ungkapnya.

Konsumsi ikan akan membuat anak Indonesia menjadi manusia yang unggul. Ini akan membawa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan dihormati negara lain.

Susi juga mengaku lebih senang jika masyarakat mengganti konsumsi daging dengan ikan. Sebab, ikan bukan bahan pangan impor dan harganya relatif terjangkau.

"Saya lebih senang kalau orang bisa mengganti daging dengan ikan. Daging itu mahal, sudah gitu impor, dan juga (harganya) tinggi sekali. Ikan semahal-mahalnya ikan, masih ada ikan Rp 30 ribu tongkol, mujahir Rp 15 ribu proteinnya sama, tidak beda. Rasa berbeda, tapi kandungan protein sama," ungkapnya.

Susi Pudjiastuti berharap adanya pasar ikan modern ini akan mendorong minat masyarakat terhadap ikan.

"Dengan membuat pasar-pasar seperti ini di setiap kota saya yakin akan bisa meningkatkan kesukaan masyarakat, minat masyarakat, untuk datang belanja beli. Jakarta yang begitu besar tidak ada tempat untuk men-display kelautan dan perikanan kita," tukasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya