Menko Darmin: Presiden Jokowi Minta Harga Beras Stabil Sebelum Puasa

Pemerintah berupaya tekan harga beras dengan berbagai cara, salah satu lewat impor 500 ribu ton.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 02 Mar 2018, 16:57 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2018, 16:57 WIB
Harga Beras Naik
Pekerja mengambil karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (15/1). Wagub Sandiaga Uno mengatakan Pemprov DKI akan selalu membeli beras Sulawesi dan Banten karena lebih memprioritaskan beras dari petani. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para menteri terkait untuk menstabilkan harga beras sebelum bulan puasa yang jatuh pada pertengahan Mei 2018. Instruksi ini terkait dengan harga beras yang tak kunjung turun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemerintah berupaya menekan harga beras dengan berbagai cara. Salah satunya membuka keran impor sebanyak 500 ribu ton hingga akhir Februari ini.

"Kita mengusahakannya di sana sini. Presiden prinsipnya sebelum puasa, sebelum lebaran, harus sudah normal kembali (harga beras)," tegas Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (2/3/2018).

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan inflasi 0,17 persen di Februari 2018, Darmin mengaku, realisasi tersebut lebih rendah dibanding bulan sebelumnya. Inflasi dan andil inflasi dari beras pun sudah mulai berkurang.

"Kalau lihat inflasi atau IHK 0,17 persen sudah masuk track, termasuk untuk gejolak pangannya dibanding bulan sebelumnya. Artinya kenaikan (harga) berhenti, karena di sana sini sudah mulai turun," papar dia.

Namun demikian, Darmin tak menampik bila belum seluruh daerah mengalami penurunan harga beras. "Tapi memang belum turun benar (harga). Harga gabah sedikit turun, tapi tetap di atas Rp 5 ribu untuk GKP-nya, padahal harga fleksibilitasnya Rp 4.400 per kg, jadi masih tinggi," ucap mantan Gubernur Bank Indonesia itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Selanjutnya

Harga Beras Naik
Pekerja beristirahat di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (15/1). Wagub Sandiaga Uno mengatakan Pemprov DKI akan selalu membeli beras Sulawesi dan Banten karena lebih memprioritaskan beras dari petani. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Kondisi ini terjadi lantaran masa panen belum memasuki puncaknya sehingga stok beras yang ada belum mampu mencukupi kebutuhan setiap bulan.

"Panen dibilang sudah mulai betul, tidak ada yang bantah, tapi belum di puncaknya, karena kita panen belum bisa memenuhi kebutuhan per bulan. Tapi bulan depan baru mulai, dan kita pantau terus keadaan ini, kita tidak mau kecolongan walaupun orang bilang sudah terlambat," tegas dia.

Data BPS menunjukkan harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani mengalami penurunan 3,84 persen menjadi Rp 5.207 per kg, sedangkan Gabah Kering Giling (GKG) di Februari 2018 susut 0,68 persen menjadi Rp 5.961 per kg.

Sementara di tingkat penggilingan, harga rata-rata GKP turun 3,70 persen menjadi Rp 5.305 per kg, dan GKG turun tipis 0,08 persen menjadi Rp 6.094 per kg.

Harga beras medium pada bulan yang sama di tingkat penggilingan sebesar Rp 10.215 per kg atau naik 0,37 persen dibanding Januari 2018. Sedangkan harga beras premium naik 0,31 persen menjadi Rp 10.382 per kg, dan beras rendah naik 1,99 persen menjadi Rp 9.987 per kg.

Adapun perubahan rata-rata harga beras di tingkat grosir di Februari 2018 terhadap Januari 2018 naik 1,13 persen, dan harga beras di tingkat eceran naik 1,14 persen.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya