Liputan6.com, Paris - Produsen pesawat komersial asal Prancis Airbus berencana untuk mengurangi 3 persen pegawai perusahaannya. Langkah ini diambil menyusul penurunan pesanan dari pesawat keluaran terbarunya, yaitu A380 superjumbo dan A400M troop carrier.
Untuk ini, sebanyak 3.700 pegawai Airbus terancam di-PHK. Sebagian besar pengurangan pegawai akan dilakukan di Negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Spanyol dan Inggris.
Advertisement
Baca Juga
Menganggapi hal ini, serikat pekerja Airbus di Jerman mengaku keputusan tersebut sangatlah memberatkan. Jurgen Kerner selaku ketua serikat pekerja mengatakan, ia berharap perusahaan bisa mengeluarkan keputusan lain yang tidak memberatkan pegawai.
"Jumlah pesanan pesawat sebenarnya sudah cukup dan seharusnya tidak sampai memberatkan. Serikat pekerja kami bersedia untuk berdiskusi lebih lajut," kata Kerner, dilansir dari CNNMoney, Kamis (8/3/2018).
Sementara itu, serikat pekerja Airbus di Boeing mengatakan, mereka bakal memonitori situasi yang bakal terjadi.
Produksi dari pesawat A400M turun dari sebelumnya 15 unit hingga hanya 8 unit pada tahun 2020. Sementara pesawat Airbus A380s hanya dibuat sebanyak enam unit.
Dikembangkan 15 tahun
Padahal, pesawat A380s yang dikembangkan Airbus menghabiskan waktu 15 tahun dan dana US$ 25 miliar untuk pembangunan. Sayangnya pemesanan pesawat tersebut tidak pernah sesuai dengan ekspektasi Airbus.
A380 mempunyai empat mesin Rolls-Royce Trent 900 memberikan daya dorong 36280 kg atau empat turbofan egine alliance Gp 7200, dengan daya dorong 37003 kg.
A380 ini didesain untuk menempuh jarak 15.200 km, jarak yang sudah cukup untuk terbang dari New York menuju Hong Kong sebagai contoh, dan mempunyai kecepatan sekitar 900 km per jam. Kabin A380-800 memiliki luas lantai 478 m2, 49 persen lebih banyak dari Boeing 747-400.
Advertisement