Pemerintah Segera Salurkan Beras Impor

Bulog menyatakan beras impor yang masuk ke Indonesia mencapai 421 ribu ton.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2018, 14:35 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 14:35 WIB
Harga Beras Naik
Pekerja memilih beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (15/1). Wagub Sandiaga Uno mengatakan Pemprov DKI akan selalu membeli beras Sulawesi dan Banten karena lebih memprioritaskan beras dari petani. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mencatat beras impor yang masuk ke Indonesia sebesar 421.000 ton dari target 500.000 ton. Namun demikian, pemerintah belum menetapkan kapan beras tersebut akan disalurkan ke pasaran. 

Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, pihaknya telah menerima surat persetujuan penyaluran beras impor dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Oleh karena itu, Bulog akan segera menindaklanjuti dengan menyiapkan teknis operasional dalam satu hingga dua hari ke depan. 

"Mungkin sudah diputuskan oleh Pak Mendag karena beras itu menjadi cadangan pemerintah. Kalau bicara cadangan beras pemerintah, maka kewenanganya di Pak Mendag. Atas kewenangan itu saya lihat kemarin sudah membuatkan surat artinya kami tinggal mempersiapkan teknis operasional 1 sampai 2 hari," ujar dia di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/4/2018).

Djarot mengatakan, surat persetujuan mengenai penyaluran beras impor belum mencantumkan jumlah kuota beras yang akan disalurkan termasuk harga beras yang ditetapkan nanti. Hal ini kemudian akan ditetapkan kembali usai Bulog melaporkan kesiapan penyaluran beras kepada Kementerian Perdagangan. 

"Sementara surat Mendag belum bicara tonase (jumlah beras) sehingga nanti telah skema operasionalnya kami siapkan. Kami akan lapor ke Mendag berapa banyak, karena yang menghitung berapa harga dia," kata dia.

Djarot menambahkan, beras impor sebesar 500.000 ton telah masuk ke Indonesia pada akhir Maret 2018. Namun demikian, belum semuanya masuk ke Gudang Bulog sehingga belum bisa disebut sebagai cadangan beras Bulog. 

"Masih ada sisa 79.000 ton itu belum masuk gudang. Sebenarnya, kalau pencatatan kepabeanan akhir Maret sudah selesai semua. Artinya sudah selesai semua. Cuma waktu pencatatan di Bulog kan tergantung kapan masuk gudang. Jadi amanlah," ujar dia.

 

Reporter: Anggun Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Pengamat Sebut Cadangan Beras Pemerintah Minus Jadi Masalah Serius

Harga Beras Naik
Pekerja beristirahat di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (15/1). Wagub Sandiaga Uno mengatakan Pemprov DKI akan selalu membeli beras Sulawesi dan Banten karena lebih memprioritaskan beras dari petani. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, pengamat pertanian sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamurthi angkat bicara mengenai kondisi kekurangan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog. Saat ini, CBP mengalami kekurangan stok beras pemerintah sebesar 27.888 ton.

"Setahu saya belum pernah, kecuali kita pernah mengalami situasi seperti ini pada saat krisis. Minus artinya Bulog sudah disuruh operasi pasar, tapi belum diganti," ucap Bayu di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa 27 Maret 2018.

Sebagai penjaga stabilitas harga pangan dan pemegang cadangan beras nasional, mantan Wakil Menteri Perdagangan ini menilai kondisi kekurangan stok beras pemerintah yang terjadi pada saat ini merupakan persoalan serius. 

"Cadangan yang minus itu jelek sekali. Itu harus dijadikan prioritas untuk diselesaikan. Karena kalau ada situasi bencana dan sebagainya, pemerintah tidak punya instrumen untuk bantu, termasuk operasi pasar karena tidak ada instrumennya," Bayu menjelaskan. 

Karena itu, Bayu mendorong upaya peningkatan cadangan beras pemerintah dan cadangan beras Bulog. 

"Stok Bulog yang pakai uangnya Bulog itu cuma 670 ribu ton. Itu sangat kecil. Yang bisa memosisikan Bulog sebagai big player adalah kalau punya 1,5 juta sampai 2 juta ton, di sisi stok Bulog sendiri. Nanti di stok CBP, kalau punya 350 ribu ton sampai 500 ribu ton sudah lumayan. Total punya 2 juta ton," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya