Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengeluarkan izin impor beras sebesar 500 ribu ton untuk Perum Bulog. Sebelumnya, perusahaan pelat merah tersebut juga telah mendapatkan izin impor beras sebesar 500 ribu ton.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Tjahja Widayanti mengatakan, tambahan izin impor beras tersebut hanya untuk meningkatkan stok beras Bulog. Sebab, sebagai BUMN yang bertugas menjaga ketersediaan pangan, Bulog harus memiliki stok yang cukup dalam mengantisipasi lonjakan harga pangan seperti beras.
"Bulog harus punya cadangan beras yang mencukupi, jadi supaya bisa cukup sebagai buffer stok," ujar dia di Kawasan Kasablanka, Jakarta, Kamis (17/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Meskipun saat ini Bulog memiliki stok beras lebih dari satu juta ton, stok yang ada tersebut bisa saja digelontorkan sewaktu-waktu dalam rangka mengendalikan harga. Terlebih saat memasuki Ramadan seperti sekarang, permintaan pangan cenderung akan meningkat.
"Ini untuk menjaga saja supaya kita lebih kuat lagi," kata dia.
Namun Tjahja memastikan, memasuki Ramadan, rata-rata harga beras secara nasional terkendali. Bahkan sebagai besar telah sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Kemendag.
"Dari hasil pengamatan di 34 provinsi rata-rata sudah mencapai HET. Secara umum sudah, kan harga beras masing-masing," ujar dia.
Kemendag Optimistis Impor Beras Dapat Turunkan Harga
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali mengeluarkan izin impor 500 ribu ton beras jilid II. Izin tersebut diberikan kepada Perum Bulog.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan mengatakan, pihaknya optimistis impor beras dapat berdampak pada penguatan stok dan stabilisasi harga beras di pasaran.
"Harus yakin (bisa menurunkan harga). Kami memonitor, tim sampai satgas pangan ke pasar untuk lihat hasilnya bagaimana," ujar dia ketika ditemui, di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Oke mengatakan, pihaknya juga telah mengantongi rekomendasi impor dari Kementerian Pertanian. "(Keputusan impor beras dibahas saat) Rakor ya jadi semua pihak (termasuk Kementan) ada di situ," ujar Oke.
Dia mengatakan, izin impor pun telah dilayangkan ke Bulog. Terkait proses impor, termasuk dari negara mana saja impor beras dilakukan, sepenuhnya wewenang Bulog.
"(Izin impor beras) sudah sampai di mereka (Bulog). Realisasi kapan tanya Bulog. Sebelum bulan Juli harus sudah selesai. Persetujuan impornya dibatasi sampai akhir bulan Juli. Ada dari Myanmar. Soal dari mananya terserah Bulog," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement