Liputan6.com, Jakarta - PT Freeport Indonesia menyatakan telah mengajukan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sementara ke pemerintah. Namun berbeda, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku belum menerima pengajuan IUPK sementara dari Freeport.
Executive Vice President Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, Freeport Indonesia telah mengajukan perpanjangan IUPK sementara ke Kementerian ESDM sebelum Hari Raya Idul Fitri.
"Sudah kami ajukan jauh-jauh hari, sebelum Lebaran," kata Tony di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/6/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sementara, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot menyatakan belum menerima surat pengajuan perpanjangan IUPK sementara dari perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
"Nanti kita lihat lah, belum terima kan pengajuannya ke pak menteri," ujar dia.
Bambang pun belum bisa memastikan Freeport mendapat perpanjangan IUPK sementara dalam waktu cepat. "Ya nggak tahu lah, siapa tahu selesai," tuturnya.
Untuk diketahui, IUPK sementara Freeport Indonesia akan berakhir pada 4 Juli 2018 mendatang. Jika IUPK tidak diperpanjang maka perusahaan tersebut tidak bisa mengekspor konsentrat.
Â
Freeport Punya Ribuan Ton Cadangan Emas di Papua sampai 2060
Sebelumnya, pemerintah saat ini tengah menyelesaikan divestasi 51 persen saham Freeport Indonesia. Dengan demikian, Indonesia akan memiliki tambang emas terbesar di dunia yang diambilalih dari Amerika Serikat (AS).
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menceritakan, divestasi saham Freeport Indonesia ini bakal memiliki banyak keuntungan.
Meski cadangan emas di tambang atas tanah Grasberg diperkirakan akan habis pada 2021, namun cadangan emas masih melimpah untuk di bawah tanah di lokasi penambangan milik Freeport Indonesia tersebut.
"Yang kita masukkan dalam valuasi di proses divestasi saham hanya hingga 2041. Namun cadangan emas di sana itu sampai 2060," jelas Harry pada Kamis 21 Juni 2018.
Adanya cadangan melimpah di tambang bawah tanah tersebut, lanjut dia, membuat valuasi harga untuk pembelian participating interest milik Rio Tinto sebesar 40% di areal tambang Grasberg cukup mahal.
"Yang akan digarap ke depan itu tambang bawah tanah yang baru. Itu kenapa dulu saham Rio Tinto mahal, karena dia fungsinya ada di tambang baru itu," tegasnya.
Harry pun menegaskan, meski kepemilikan saham mayoritas akan beralih ke Indonesia, namun Freeport McMoran sebagai induk Freeport Indonesia, menyatakan komitmennya untuk tidak menarik segala macam teknologi dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang digunakan untuk proses penambangan.
"Jadi setelah proses divestasi, Freeport Indonesia tetap jalan seperti biasa, tidak ada perubahan operasional," tegasnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Advertisement