Rekor, Populasi Sapi RI Tembus 16,8 Juta Ekor

Upaya Khusus (Upsus) Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) terbukti meningkatkan bobot sapi hingga 2 kali lipat dibandingkan sapi tanpa melalui program.

oleh Septian Deny diperbarui 03 Agu 2018, 18:28 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2018, 18:28 WIB
Penggemukan Sapi di Jambi
Sejumlah peternak sapi di Jambi sempat dihebohkan dengan mewabahnya virus jembrana yang menyerang ratusan ekor sapi di daerah itu. (B Santoso/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, Upaya Khusus (Upsus) Sapi Indukan Wajib Bunting (Siwab) telah meningkatkan populasi sapi di Indonesia. Menurut dia saat ini tercatat populasi sapi telah mencapai 16,8 juta ekor.

Amran mengatakan, jika sebelumnya peningkatan populasi sapi hanya 200 ribu ekor per tahun, dengan adanya Upsus Siwab, penambahan populasinya mencapai lebih dari 1 juta ekor per tahun.

‎"Boleh cek di BPS. Dulu populasi hanya 13 juta ekor. Itu selama 72 tahun Indonesia merdeka. Hanya tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK, hari ini total 16,8 juta ekor. Hampir 4 juta ekor (kenaikan). Artinya produksi sapi hari ini dengan inseminasi buatan itu 1 juta lebih per tahun. Dulu hanya 200 ribu ekor. Artinya naik 500 persen," ujar dia di Kantor Kementan, Jakarta, Jumat (3/8/2018).

Selain itu, kata Amran, Upsus Siwab ini juga terbukti meningkatkan bobot sapi hingga 2 kali lipat dibandingkan sapi tanpa melalui program tersebut.

"Tapi kalau membandingkan bobot, dulu sapi lokal itu separuh bobotnya daripada sekarang. Limosin, Belgian Blue itu bobotnya 2 ton. 2 kali lipat," kata dia.

Dengan adanya Upsus Siwab ini, lanjut Amran, diharapkan ke depannya Indonesia bisa terlepas dari ketergantungan impor sapi. Oleh sebab itu, Kementan akan mendorong program ini diterapkan di seluruh daerah di Indonesia.

"Khusus Jawa Timur kami apresiasi, 1 juta ekor per tahun hanya untuk satu provinsi. Kalau ini bisa lima provinsi seperti Jawa timur, Indonesia tidak pernah cerita ekspor sapi lagi," tandas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kebutuhan Hewan Kurban Idul Adha 2018 Diperkirakan 1,5 Juta Ekor

20160903-Idul-Adha-Jakarta-Qurban-YR
Sejumlah hewan kurban di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (3/9). Untuk harga Kambing dijual dengan harga Rp2,2-5,5 juta, sedangkan harga sapi Rp18-35 juta. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Kebutuhan hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha 2018 diperkirakan mencapai 1,5 juta ekor. Angka ini naik sekitar 5 persen dari pemotongan hewan kurban pada 2017.

Hewan kurban tersebut terdiri dari s‎api sebanyak 462.339 ekor, k‎erbau sebanyak 10.344 ekor, k‎ambing sebanyak 793.052 ekor, dan domba sebanyak 238.853 ekor.

"Tahun ini naik, antara 5-10 persen dari tahun lalu," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) I Ketut Diarmita di kantornya, Jakarta, Jumat (3/8/2018).

Untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut, ucap Ketut, Ditjen PKH telah melakukan koordinasi dengan dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di seluruh provinsi.

"Sehingga kebutuhan hewan tersebut dijamin seluruhnya dapat terpenuhi dari penyediaan ternak lokal," ucap dia.

Selain itu, menurut dia, untuk mengantisipasi kebutuhan daging sapi segar di pasar tradisional selama periode Idul Adha yang tidak mungkin bisa disediakan dari ternak lokal, maka kebutuhan tersebut dipasok dari sapi atau kerbau bakalan siap potong yang ada di kandang feedloter.

"Sampai tanggal 20 Juli 2018 stok sapi bakalan siap potong sebanyak 30.170 ekor dan stok sapi bakalan yang sedang digemukan sebanyak 140.344 ekor," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya