Menko Darmin: Skema Pembayaran Utang TPPI Bakal Selesai Dua Minggu

Menko Darmin Nasution menuturkan, pemerintah akan fokus terlebih dahulu memutuskan skema pembayarannya.

oleh Merdeka.com diperbarui 07 Agu 2018, 14:15 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 14:15 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution
Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia. Liputan6.com/Tommy Kurnia

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menyatakan akan memutuskan skema pembayaran utang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dalam waktu dekat.

Darmin menyebut, pemerintah akan fokus lebih dahulu terhadap skema pembayarannya."Artinya kita sudah bikin skenario untuk penyelesaiannya itu. Pokoknya sudah ada sekenario nanti Pertamina akan menjalanin," kata Darmin saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Darmin mengatakan, skenario ataupun skema pembayaran utang terhadap PT TPPI akan selesai dalam dua minggu.

"Kita akan selesaikan dalam dua minggu ini kita akan mencoba. Tapi belum pelaksanaanya. Tapi skenarionya itu akan kita selesaikan dalam dua minggu," imbuh Darmin.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Selanjutnya

Pemerintah rapat bersama Banggar
Menkeu Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melakukan rapat kerja dengan Banggar DPR di Gedung Nusantara II DPR, Kamis (31/5). Rapat membahas kerangka ekonom makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal tahun 2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada dasarnya pemerintah menginginkan untuk menghidupkan kembali dan mengoptimalkan kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

Hal itu disampaikan Sri Mulyani usai melakukan rapat koordinasi (rakor) mengenai Tuban Petrochemica bersama Menteri Perekonomian Darmin Nasution 

"Kita ingin aset itu agar bisa lebih produktif selama ini  masih sangat ada yang disebut masalah warisan masa lalu, adanya utang dari pihak lain yang dikonversikan menjadi multi-year bond itu," kata Sri Mulyani usai melakukan rapat di Kemenko Perekonomian, beberapa waktu lalu.

Dalam hal ini, pemerintah terlebih dahulu menginginkan aset perusahaan tersebut menjadi sehat dari persoalan utang. Kemudian, setelah beberapa keputusan dalam membereskan utang-piutang baru dikerjakan kembali secara optimal. Namun, saat ditanya berapa besaran jumlah utang yang telah dimiliki perusahaan kilang tersebut, Sri Mulyani tidak merincikan.

"Nanti aja ya. Nanti kita liat kalau sudah selesai," imbuhnya.

Sebagai informasi, Kilang Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI) dibangun sejak 1995. Kilang yang sebelumnya dikelola oleh Trans Pacific Petrochemical Indotama tersebut kemudian diambil alih PT Tuban Petrochemical Industries sementara tidak dapat memproduksi karena persoalan adanya ketidakpastian selama ini menerpa TPPI.

Mulai dari ketidakjelasan struktur kepemilikan, situasi keuangan, kepastian pasokan bahan baku dan pemasaran hasil olahan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya