Pertamina Siapkan USD 237 Juta buat Investasi Awal di WK Sanga-Sanga

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melalui anak usahanya jadi operator blok migas Sanga-Sanga pada 8 Agustus 2018.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Agu 2018, 21:20 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2018, 21:20 WIB
(Foto:Liputan6.com/Maulandy R)
Wilayah kerja migas Sanga-Sanga di Kalimantan Timur (Foto:Liputan6.com/Maulandy R)

Liputan6.com, Sanga - PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melalui anak usaha Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) mulai Rabu, 8 Agustus 2018, akan menjadi operator Blok atau Wilayah Kerja (WK) Sanga-Sanga, Kalimantan Timur. Sebelumnya WK Sanga-Sanga ini dikelola oleh Virginia Indonesia Company (VICO) sejak 1972.

Sebagai langkah awal, perseroan memperkirakan total investasi sekitar USD 237 juta pada tiga tahun awal pengelolaan blok migas tersebut.

Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, Bambang Manumayoso mengatakan, pihaknya akan menambah total 31 sumur pengeboran sampai 2019.

"Untuk pengelolaan Sanga-Sanga ini, PHI 100 persen full operator. Tahun ini kita akan tambah 2 sumur lagi, dan untuk akan ditambah 29 pada 2019," ujar dia seusai meninjau Badak Export Manifold di Sanga-Sanga, Selasa (7/8/2018).

WK Sanga-Sanga terletak di pesisir Kalimantan Timur, dengan luas covering area saat ini 1.723 kilometer persegi. Menurut laporan VICO, sumur yang berada di wilayah tersebut telah berkurang dari dahulu 1.069 unit kini menjadi 440 unit.

Lewat keberadaan sumur tersebut, Bambang mengaku, bisa produksi gas antara 79-80 juta kaki kubik per hari (millionaire standard cubic feet per day/mmscfd). "Kalau minyak (dan kondensat) sekitar 9 ribu bopd (barrels of oil per day)," tambah dia.

Sementara itu, SVP Upstream Strategic Planning Portfolio and Evaluation PT Pertamina (Persero), Meidawati, menjelaskan, nominal sebesar USD 237 juta telah dipersiapkan sebagai dana investasi total pada 3 tahun awal pengoperasian WK Sanga-Sanga.

"Operasi Sanga-Sanga tidak boleh terganggu. Untuk investasi tambahan 3 tahun awal, total akan dikeluarkan sekitar USD 237 juta," ujar dia.

 

Blok Migas Terminasi Jadi Kompensasi Kerugian Pertamina Jualan Premium

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menugaskan PT Pertamina (Persero), untuk mengelola 7 wilayah kerja (wk) atau blok minyak dan gas bumi (migas) yang habis masa kontraknya tahun ini.

Hal ini merupakan bentuk kompensasi dari pemerintah, untuk mengurangi kerugian Pertamina dalam menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium.

"Wk terminasi diberikan ke Pertamina sebagai kompensasi kondisi keuangan Pertamina bisa aja," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto, seperti dikutip di Jakarta, Senin 23 April 2018.

Menurut Djoko, dengan diserahkannya pengelolaan tujuh blok‎ migas yang habis masa kontraknya atau terminasi pada tahun ini ke Pertamina, maka akan ‎menambah produksi migas perseroan. Dari tambahan tersebut bisa menambal kerugian Pertamina.

"Itu salah satu pertimbangannya, kan pasti dong secara korporasi Pertamina berkurang keuntungannya di BBM, di hulunya bisa dapat tambahan produksi minyak atau pun gas dengan dapatnya wk terminasi seperti ini," papar Djoko.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menyebutkan, berdasarkan data produksi per akhir Desember 2017, total produksi minyak blok terminasi yang diserahkan ke Pertamina mencapai 68,5 barel per hari (bph) dan gasnya mencapai 306 mmscfd.

Dari total produksi tersebut akan menambah produksi migas Pertamina. ‎"Data per akhir Desember kemarin dari 68,5 bph gasnya 306 mmscfd," ujarnya. ‎

Untuk diketahui, awalnya ada delapan blok migas yang habis masa kontraknya tahun ini, namun kementerian ESDM memutuskan satu blok migas yaitu Blok Tengah, pengoperasiannya diintegrasikan dengan Blok Mahakam.

Sehingga ‎blok migas yang akan diserahkan ke Pertamina menjadi tujuh. Blok migas tersebut adalah Tuban, Ogan Komering, Sanga Sanga, North Sumatra Offshore, Southeast Sumatra dan East Kalimantan dan Attaka.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya