Dukung Inklusi Keuangan, Fintech Ini Perluas Jangkauan hingga ke Papua

Perusahaan Financial Lending, TunaiKita, memperluas jangkauannya ke 159 kabupaten dan kota di Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Agu 2018, 19:38 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 19:38 WIB
Fintech
Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Financial Lending, TunaiKita, memperluas jangkauannya ke 159 kabupaten dan kota di Indonesia.

Hal tersebut dalam rangka‎ mendukung target pemerintah mencapai inklusi keuangan sebesar 75 persen di 2019 dan membantu memenuhi dan menjembatani kebutuhan dana (lending gap) Indonesia yang besarnya hampir Rp 1.000 triliun.

COO TunaiKita, Andry Huzain mengatakan pada awalnya, TunaiKita berkonsentrasi di Jawa dan DKI Jakarta. Namun perusahaan berbasis teknologi informasi tersebut‎ mulai beroperasi di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT hingga ke Papua

"Ekspansi masif ini dilakukan hanya dalam kurun 14 bulan TunaiKita beroperasi di Indonesia. Kami melakukan ekspansi masif ini karena kami ingin menjangkau lebih banyak lagi masyarakat yang selama ini belum terjamah lembaga keuangan konvensional," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (15/8/2018).

Dia mengungkapkan, TunaiKita menawarkan pinjaman hemat biaya untuk masyarakat, mulai dari proses aplikasi pinjaman hingga perlindungan penipuan online yang bersifat real-time, penjaminan, pelayanan dan hadiah bagi konsumen, dan terakhir proses penagihan hutang yang baik. 

Andry menuturkan, sejauh ini manfaat teknologi TunaiKita juga telah diterima baik oleh para konsumen di semester I 2018. Jumlah pinjaman yang dicairkan naik 400 persen lebih.

Sedangkan jumlah nasabah yang memilih untuk meminjam lagi dengan TunaiKita naik 60 persen dan angka kredit macet pada Juni turun 175 persen dibanding Januari. 

"Kesulitan masyarakat dalam memperoleh kredit tentunya sangat dirasakan oleh para pemilik UMKM, maka tak heran mayoritas nasabah kami adalah mereka yang membutuhkan dana cepat dari sumber kredibel untuk menumbuhkan usahanya," kata dia.

Data Bank Indonesia menyebut inklusi keuangan secara nasional baru mencapai 55 persen, sementara Pemerintah Indonesia menargetkan inklusi keuangan sebesar 75 persen pada tahun 2019.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

 

Alasan Inklusi Keuangan Lamban di Indonesia

Mesin Kartu ATM
Ilustrasi Foto Mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) (iStockphoto)

Sementara itu, VP Corporate Affairs TunaiKita, Anggie Ariningsih mengatakan, salah satu penyebab pertumbuhan inklusi keuangan masih terbilang lambat lantaran masih banyak warga yang tinggal jauh dari bank atau layanan jasa keuangan.

Sementara penetrasi smartphone di Indonesia tahun ini diperkirakan bakal melampaui 100 juta pengguna keempat terbesar di dunia. ‎‎

Sejalan dengan mengekspansi daerah cakupan, lanjut Anggie, TunaiKita juga aktif bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Fintech dalam memberi edukasi bagi masyarakat di berbagai kota tentang manfaat dan kemudahan yang ditawarkan fintech, serta cara mengembangkan usaha start-up. 

"Upaya membuat masyarakat lebih melek fintech merupakan kontribusi TunaiKita terhadap target inklusi keuangan Pemerintah Indonesia dan pertumbuhan perekonomian nasional secara umum, karena kami menawarkan pinjaman kredibel untuk keperluan produktif maupun konsumtif," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya