Pemerintah Kembali Tawarkan Surat Utang Negara Lewat Online

Kementerian Keuangan patok kupon SBR 004 sebesar 8,05 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Agu 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 09:30 WIB
Suku Bank Bank
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menetapkan besaran kupon untuk saving bond ritel seri SBR 004 atau surat utang negara (SUN) ritel sebesar 8,05 persen. Kupon tersebut lebih tinggi dari seri SBR 003 sebesar 6,8 persen pada 31 Mei-20 Agustus 2018.

Adapun SBR 004 ini akan dijual secara online kepada investor individu (e-SBN) dengan tingkat kupon bunga mengambang.Kupon mengambang tersebut dengan tingkat kupon minimal dengan suku bunga acuan BI adalah BI 7-day reverse repo rate kini berada di posisi 5,5 persen. Demikian mengutip dari laman Kemenkeu, Senin (20/8/2018).

Tingkat kupon untuk periode tiga bulan pertama pada 19 September 2018-20Desember 2018 ada sebesar 8,05 persen. Hal tersebut berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yaitu 5,5 persen ditambah spread tetap 255 basis poin atau 2,55 persen.

Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap tiga bulan pada tanggal penyesuaian kupon hingga jatuh tempo. Penyesuaian tingkat kupon didasarkan pada suku bunga acuan ditambah spread tetap 255 bps.

Tingkat kupon sebesar 8,05 persen adalah berlaku sebagai tingkat kupon minimal dan tingkat kupon minimal tidak berubah hingga jatuh tempo.

Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 20 dan pertama kali dilakukan pada 20 Oktober 2018. Masa penawaran dilakukan pada 20 Agustus 2018 dan penutupan 13 September 2018.  Ini kedua kalinya pemerintah menjual SUN ritel secara online pada 2018.

Untuk minimum pemesanan surat utang negara ini sebesar Rp 1 juta dan maksimum pemesanan Rp 3 miliara. Obligasi yang ditawarkan ini obligasi negara tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder, dan tidak dapat dicairkan hingga jatuh tempo kecuali pada masa pelunasan sebelum jatuh tempo.

 

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Dengan Modal Rp 1 Juta, Milenial Bisa Beli Surat Utang Negara

Juru Bicara Kementerian Keuangan Luky Alfirman.
Juru Bicara Kementerian Keuangan Luky Alfirman. (Foto: Fiki Ariyanti/Liputan6.com)

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan mulai menjual Surat Utang Negara(SUN) Ritel secara daring (online) pada 14 Mei ini. Sistem penjualan baru tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendorong minat generasi milenials berpartisipasi dalam lelang Saving Bonds Ritel (SBR) 003.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman mengatakan penerbitan SBR 003 akan dilakukan secara online. Sasaran penjualan surat utang tersebut sebagian besar adalah investor dengan usia di bawah 40 tahun.

"Pada intinya adalah kita akan tawarkan itu pada 14 Mei mendatang. Ini sifatnya e-SBN online, itu platform-nya untuk pertama kalinya akan memasarkan SBR seri 003. Nanti kita lihat pada saat sistemnya jalan," ujar Luky di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat 11 Mei 2018.

"Yang kita sasar adalah generasi muda, bukan hanya 40 tahun ke bawah tapi juga generasi milenial. Mereka sudah bekerja dan punya income, mereka ingin punya instrumen investasi. Itu yang kita sediakan," jelasnya.

Lebih lanjut Luky menjelaskan, investor akan dimudahkan dengan adanya penjualan SBN secara online. Sebab, masyarakat tidak direpotkan lagi dengan berbagai urusan birokrasi dalam memperoleh investasi.

"Kita ingin mempermudah, jadi kalau selama ini beli bond dianggap suatu instrumen yang sangat high profile, harus ke bank dan sebagainya, kita ingin mempermudah. Ini bagian upaya kami untuk mendalami pasar, sekaligus untuk financial inclusion," jelasnya.

Adapun pembelian SBN ritel secara online memiliki tenor selama 2 tahun. Untuk minimal pemesanan sebesar Rp 1 juta dan maksimal pemesanan sebesar Rp 3 miliar. Pelelangan SUN ritel secara online ini akan menggandeng 9 calon mitra distribusi yaitu terdiri dari 6 bank, 2 perusahaan efek dan 1 perusahaan fintech.

"Untuk 6 bank ada Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, BCA, Bank Permata dan DBS. Untuk perusahaan efek Trimegah Sekuritas dan Bareksa Sekuritas. Kalau perusahaan fintech ada Investree," jelas Luky. 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya