Rumah dalam Gua Dijual Rp 40,6 Miliar, Bagaimana Penampakannya?

Interior gua diubah menjadi rumah mewah dan dijual. Berapa harganya?

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Sep 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2018, 21:00 WIB
Beckham Creek
Beckham Creek. Dok: Beckham Creek

Liputan6.com, Parthenon - Bagi para penjelajah alam, [rumah ](perumahan "")di Arkansas ini pastinya akan memuaskan minat mereka. Pasalnya, rumah ini dibangun di dalam gua.

Properti di dalam gua bernama Beckham Creek dibangun di daerah Parthenon, Arkansas. Gua yang dipakai juga bukanlah artifisial, tetapi sungguhan.

Disebut Beckham Creek, gua ini memiliki interior layaknya rumah mewah bergaya natural. Terlihat warna kecoklatan mendominasi ruang duduk, kamar tidur, meja makan, dan dapur, sehingga tidak mengkhianati nuansa alami gua.

Beckham Creek. Dok: Beckham Creek

Menurut New York Post, gua ini memiliki luas 517 meter persegi, terdapat empat kamar tidur dan empat kamar mandi. Terdapat juga air terjun di dalam ruangan yang berasal dari mata air di dalam gua.

Beckham Creek. Dok: Beckham Creek

Beckham Creek. Dok: Beckham Creek

Sebetulnya, properti ini juga disewakan untuk liburan, karena selain desainnya menarik, lokasinya pun dekat berbagai tempat menarik seperti White River dan Buffali National River.

Untuk sewa per malam, pengunjung harus merogoh kocek sebanyak USD 1.200 per malam atau setara Rp 17,7 juta (USD 1 = Rp 14.789). Sementara, harga jual yang dipatok adalah sebesar USD 2,75 juta (Rp 40,6 miliar).

 

 


Mengapa Bisnis Properti Bikin 'Nagih'?

pasar properti
Ilustrasi

Meski dalam kondisi terpuruk sekalipun, nilai jual sebuah properti rasanya sulit untuk turun drastis, khususnya di Indonesia.

Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia dan beberapa negara lain tahun 1997, nilai properti ketika dijual pun masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan harga pembelian pertama. Bahkan setelah krisis mereda, nilai jual properti langsung melonjak drastis.

Bisnis properti memang terbukti memberikan dua keuntungan sekaligus, seperti dikatakan Benny Lo dalam bukunya “Property Quadrant: Sukses Memulai Bisnis Properti”. Keuntungan yang dimaksud adalah:

1. Capital gain atau keuntungan yang didapat dari naiknya harga properti, dibandingkan dengan harga saat properti tersebut dibeli.

Sebagai pedoman investasi, potensi kenaikan harga sebuah rumah antara 10 persen – 20 persen per tahun. Namun, di lokasi-lokasi perumahan yang masih taraf pengembangan dan memiliki prospek baik, kenaikannya bisa di atas 25 persen.

2. Cashflow yaitu arus kas atau penghasilan dari investasi yang dilakukan. Dalam bisnis properti, cashflow bisa berupa uang sewa atau penghasilan yang diperoleh dari properti tersebut.

(Cari dan temukan investasi apartemen yang menguntungkan di listing apartemen jual)

“Salah satu keuntungan tersebut sudah pernah saya buktikan dari hasil penjualan apartemen Green Bay Pluit yang saat launching tahun 2010 saya beli seharga Rp 300 juta. Saat sudah rampung tahun 2014, saya jual kembali harganya sudah naik menjadi Rp 700 juta. Jadi selain membuat event properti, saya juga suka membeli produknya karena saya bisa melihat sendiri bagaimana prospeknya,” Gema bercerita.

Ditanya mengenai lebih suka berinvestasi properti jenis apartemen atau rumah tapak, ia mengaku bila untuk jangka pendek apartemen dinilai lebih menguntungkan sebab mudah dijual kembali atau disewakan.

“Sementara kalau rumah tapak itu kan butuh waktu lebih lama kalau untuk dijual kembali. Tapi nilai investasinya yang terus berkembang menarik saya untuk juga punya properti ini,” tukas pria yang belum lama ini dipercaya mengadakan acara Agung Podomoro Land.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya