19 Proyek Hulu Migas Senilai USD 19 Miliar Mampu Penuhi Kebutuhan Nasional

Perkiraan produksi dari 19 proyek hulu migas menghasilkan produksi migas sekitar 651 ribu setara minyak per hari.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Sep 2018, 18:12 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2018, 18:12 WIB
lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan pengembangan proyek hulu minyak dan gas (migas) di Indonesia. Langkah tersebut untuk menjaga pasokan agar dapat memenuhi kebutuhan Nasional.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, ada 19 proyek hulu migas utama yang digarap pada periode 2018 hingga 2025. Pengerjaan belasan proyek hulu migas itu untuk mempertahankan ketersediaan pasokan migas di Indonesia.

"Proyek-proyek terdiri dari 14 proyek lepas pantai dan 5 proyek di darat," kata Djoko, dalam Konferensi dan Pameran Infrastruktur Gas Indonesia ke-7 (IndoPIPE) 2018, Selasa (25/9/2018).

Perkiraan produksi dari 19 proyek hulu tersebut menghasilkan produksi migas sekitar 651 ribu setara minyak per hari (Barel Oil Equivalent per Day/MBOEPD), dengan kisaran investasi USD 19 miliar.

Beberapa dari proyek migas ini adalah projek strategis nasional yang tertuang dalam Perpres No.58 tahun 2017. Proyek tersebut antara lain Lapangan Jangkrik, Pembangunan Indonesia Deepwater Indonesia (IDD) dan blok Masela.

Pemerintah Indonesia saat ini bekerja keras untuk menarik lebih banyak investor berinvestasi di sektor migas.

"Dengan demikian Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM, dalam upaya untuk mempromosikan lebih banyak investasi dalam eksplorasi minyak dan gas nasional secara besar-besaran," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kementerian ESDM Tugaskan Pertamina Kelola Blok Migas yang Tak Laku

ESDM
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus meningkat tata kelola migas di Indonesia

Sebelumnya, Kementerian ESDM berencana menugaskan PT Pertamina (persero) mengelola Blok minyak dan gas bumi (migas) yang tidak diminati oleh kontraktor.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan,‎ saat ini ada beberapa blok migas yang tidak laku saat dilelang. Ada beberapa alasan yang mendasarinya. Oleh karena itu, Kementerian ESDM mencari cara agar blok migas tersebut bisa produktif.

"Saya ada rencana menugaskan Pertamina untuk mengelola yang enggak laku ini," kata Djoko, pada Kamis 20 September 2018. 

Khusus untuk mengelola blok migas eksplorasi, Pertamina rencananya bisa menggunakan dana‎ Komitmen Kerja Pasti (KKP) yang telah disetorkan ke pemerintah.

Djoko mengungkapkan, untuk menjalankan rencana tersebut akan dibuat dasar hukum terlebih dahulu.

Sedangkan dana KKP ‎yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi sejalan dengan tujuan meningkatkan produksi dan eksplorasi migas.

"Nanti coba kita bikin dasar hukumnya. KKP bisa digunakan untuk meningkatkan produksi dan eksplorasi tujuannya baguskan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya