Liputan6.com, Jakarta Penyaluran program satu juta rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang dicanangkan pemerintah sejak 2015, diharapkan bisa melampaui target pada tahun ini, yakni sekitar 1,1 juta unit rumah.
Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Khalawi Abdul Hamid, mengatakan pelaksanaan program satu juta rumah tiap tahun terus meningkat.
"Trennya kan naik terus dari 2015 sampai 2017. Jadi Insya Allah 2018 bisa tercapai," ungkap dia di Jakarta, Senin (22/10/2018).
Advertisement
Baca Juga
Menurut catatan Kementerian PUPR, pembangunan rumah yang tersalurkan lewat program ini pada 2015 baru mencapai 669.770 unit. Terus melonjak secara angka dengan 805.169 unit di 2016, dan sebanyak 904.758 unit pada 2017.
Khalawi menambahkan, saat ini masih ada sekitar 120 ribu rumah yang belum dilaporkan oleh pihak penyediaan perumahan. Oleh karena itu, ia yakin bahwa penyaluran program sejuta rumah tahun ini bisa mencapai 1,1 juta unit.
"Insya Allah, kita tidak bisa mendahului. Tapi secara target saya berani bilang, Insya Allah bisa 1,1 juta rumah 2018," kata dia.
Porsi pemberian program ini pun nantinya akan tersebar merata di seluruh Indonesia, meski secara acuan kebutuhan nantinya Pulau Jawa akan menjadi yang terbanyak.
Meski begitu, Khalawi tidak memungkiri jika saat ini masih ada beberapa kendala yang membuat penyaluran sejuta rumah terasa sulit. Pertama, sebutnya, yakni harga tanah di kota besar yang kian hari kian meninggi.
"Lalu regulasi, itu perlu sosialisasi. Sekarang kita mulai lakukan pendampingan, dan Pemda sudah masukan itu ke dalam Perda. Jadi sekarang sudah mulai ada kemudahan perizinan," sambungnya.
"Ketiga, pembiayaan. Ini yang sudah mulai. Dengan adanya Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) juga nanti bisa makin cepat," pungkas dia.
4 Tahun Memimpin, Jokowi-JK Bangun Lebih dari 1 Juta Rumah
Program satu juta rumah yang dicanangkan Pemerintah RI di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) atau Jokowi-JK sejak 4 tahun lalu kini berbuah hasil, lewat catatan pembangunan 1.139.672 unit hunian hingga 2018.
Capaian itu dikutip berdasarkan laporan kantor Kepala Staf Kepresidenan, Senin (22/10/2018). Adapun program sejuta rumah dibuat sebagai upaya mengurangi backlog ketersediaan rumah di Indonesia sebesar 11,4 juta unit pada 2015.
Pelaksanaannya terdiri atas pembangunan rumah susun sewa (rusunawa), rumah khusus dan rumah swadaya dengan alokasi dana dari APBN dan APBD.
Baca Juga
Selain itu, turut pula dibangun rumah umum oleh pengembang yang disubsidi lewat APBN melalui beberapa skema Kredit Perumahan Rakyat (KPR), antara lain Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Selisih Bunga (SSB), serta Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM).
Jumlah hunian yang terbangun lewat program sejuta rumah terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan rumah yang tersalurkan lewat program ini pada 2015 baru mencapai 669.770 unit.
Terus melonjak secara angka dengan 805.169 unit di 2016, sebanyak 904.758 unit pada 2017, dan bertambah menjadi 1.139.672 unit hingga 2018.
Hampir separuh dari jumlah rumah yang terbangun sejauh ini merupakan hunian yang disalurkan lewat skema KPR subsidi, yakni FLPP dan SSB sebesar 514.782 unit. Sedangkan pemberian rumah melalui bantuan SBUM juga terpantau tak kalah besar, sebanyak 282.729 unit.
Sementara itu, hingga saat ini juga telah terbangun sebanyak 31.488 unit rumah susun, 17.808 unit rumah khusus, dan 292.865 unit rumah swadaya.
Sebagai tambahan informasi, Kementerian PUPR pada 2018 menargetkan, 630.437 unit rumah terbentuk lewat bantuan pembiayaan perumahan seperti FLPP, SSB dan SBUM.
Pada 2018, juga turut diperkenalkan skema KPR baru yang akan mempermudah para pekerja informal memiliki rumah pertamanya, yakni Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT). Secara target, sebanyak 312 unit rumah akan mendapat bantuan BP2BT pada 2018.
Advertisement