Jokowi: Alat Canggih di Film Star Trek Kini Jadi Kenyataan

Presiden Jokowi menyatakan, perkembangan teknologi telah menciptakan alat-alat canggih yang sebelumnya hanya menjadi sebuah khayalan di dalam film.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Okt 2018, 13:45 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2018, 13:45 WIB
Jokowi Gelar Ratas Persiapan OOC 2018
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas di Istana Bogor, Senin (22/10).Ratas tersebut membahas persiapan OOC (Our Ocean Conference 2018) yang akan di selenggarakan di Bali. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, perkembangan teknologi telah menciptakan alat-alat canggih yang sebelumnya hanya menjadi sebuah khayalan di dalam film.

Salah satunya yang banyak menjadi kenyataan yaitu peralatan canggih di film Star Trek. Jokowi mengungkapkan, di dalam film yang terkenal di era 1970-1980an tersebut, banyak menampilkan peralatan canggih, yang kala itu mungkin hanya sebagai sebuah khayalan dalam film.

"Kita tahu dulu mungkin umuran 20 tahun, ada film Star Trek. Yang muda-muda mungkin enggak tahu. Di situ banyak yang tidak masuk akal, ada data pads, communicator, universal transporter, intelligence virtual, tricorder," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat (26/10/2018).

Pada masa itu, lanjut Jokowi, alat-alat canggih tersebut mungkin hanya menjadi bagian fantasi sebuah film. Namun, dengan kemajuan teknologi, alat-alat tersebut kini menjadi kenyataan.

"Kita enggak ngebayangin sekarang muncul semua, bertubi-tubi," ungkap dia.

Selain alat canggih di film Star Trek, ‎kata dia, kini ‎perusahaan-perusahaan teknologi dunia juga berlomba-lomba untuk menciptakan alat-alat canggih yang bersifat virtual. Contoh yang pernah dia alami sendiri yaitu bermain tenis meja virtual di markas Facebook.

‎"Saya 3 tahun lalu waktu masuk ke markasnya Facebook, saya diajak main pingpong sama Mark Zuckerberg (bos Facebook). Enggak ada meja, bola, bet-nya main tang tung tang tung. Ini apa Mark? ini virtual reality. Tapi tadi masuk ke markasnya Telkomsel juga ada, sudah setahun yang lalu dengan barang yang sama tapi mancing tadi. Saya tanya ke Mark, ini tenis meja saja? bisa sepak bola? Bisa Pak dia bilang. Nanti main bola enggak ada bola, enggak ada lapangan, yang ada orang cuma main tendang-tendangan," ujar dia.

Menurut Jokowi, kemajuan teknologi seperti ini juga harus dikuasai oleh generasi muda Indonesia agar tidak tertinggal dari negara lain.‎ "Ini tantangan-tantangan ke depan, harus kita hadapi. Rencanakan visi besar ke depan Indonesia seperti apa dan sekali lagi yang menggerakkan adalah saudara-saudara (generasi muda) sekalian," ujar dia.

 

Pesan Jokowi kepada Pelaku Usaha Muda

(Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
Presiden Joko Widodo (Foto:Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada para pelaku industri khususnya yang dikelola oleh anak muda agar mampu berdaya saing.

Sebab di tengah perkembangan teknologi saat ini, telah banyak industri-industri yang bermunculan sehingga menimbulkan persaingan ketat.

Jokowi mengatakan, di tengah kondisi sekarang untuk mampu berdaya saing ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh anak muda. Pertama yakni, harus memulai dengan produk-produk yang berkualitas. Kemudian, harus melihat segmentasi pasarnya.

Bahkan, menurut Mantan Walikota Solo ini harga juga menjadi poin penting dalam menentukan sebuah produk. Tak hanya itu, pengemasan atau sebuah packaging yang menarik juga bisa menjadi daya tarik bagi konsumen.

"Punya kualitas produk yang baik, harga yang baik kompetitif price, kemudian kualitas, kemudian packaging juga baik, terus tren selalu mengikuti pasar anak muda harus seperti itu," kata Jokowi usai membuka Idea Fest 2018 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Jumat 25 Oktober 2018.

Dengan begitu, Jokowi meyakini keterlibatan anak muda di dalam sektor industri akan menjadi lebih baik. Sebab ekonomi ke depan kata dia berada di tangan generasi muda.

Oleh karena itu, untuk mendukung itu semua perlu ada kolaborasi antar lini. Baik dari pemerintah sebagai pemangku kebijakan, pelaku bisnis serta para kreator dan inovator.

"Sering saya sampaikan konsolidasi antara sektor moneter, sektor fiskal, sektor industri, pemerintah harus satu jalan ini yang terus kita kendalikan agar satu garis satu jalan," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya