Lenyap 400 Hari, Harta Miliarder Arab Malah Meroket

Meski sosoknya lenyap dari publik, harta miliarder Arab semaki meroket.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Des 2018, 21:01 WIB
Diterbitkan 14 Des 2018, 21:01 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Perang Mata Uang
Ilustrasi Liputan Khusus Perang Mata Uang

Liputan6.com, Jeddah - Miliarder Arab Saudi Mohammed Al Amoudi telah lenyap dari publik akibat ditangkap bersama selusin pangeran dan pebisnis Arab Saudi. Ia adalah satu dari ratusan orang kuat yang ditahan di hotel Ritz-Carlton pada 4 November 2017.

Dugaan penahanan massal tersebut adalah korupsi, namun ada juga yang memandang ini sebagai langkah konsolidasi kekuasaan Pangeran Mohammed bin Salman.

Salah satu yang ditahan adalah Mohammed Al Amoudi yang ditahan akibat dugaan gratifikasi. Walau "menghilang", tetap saja ia bertambah kaya.

Mengutip Bloomberg, kekayaan sang miliarder meroket sampai USD 8,3 miliar atau setara Rp 120 triliun (USD 1 = Rp 14.558). Hartanya naik karena bisnis minyaknya, Preem AB, naik hingga 30 persen.

Al Amoudi memiliki jejak harta yang bisa dilacak sampai zaman Raja Fahd. Aset yang ia kumpulkan di luar negeri ditaksir mencapai USD 7,6 miliar (Rp 110 triliun).

Pegawai yang ia pekerjakan berada di Eropa dan Afrika. Walau sempat ada isu ia sudah wafat, ia dikabarkan masih sehat dan tetap berkabar dengan keluarganya.

Meski semakin kaya, sang miliarder tetap dijadwalkan harus menghadiri penghadilan pada tanggal yang belum ditetapkan. Menurut Forbes, harta Al Amoudi tercatat sebesar USD 8,1 miliar (Rp 117 triliun).

Guru Pangeran Arab Saudi Ungkap Kemewahan Istana Kerajaan

Putra Mahkota Arab Saudi Temui PM Inggris Theresa May
Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman mengunjungi Perdana Menteri Inggris Theresa May di 10 Downing Street, London, Rabu (7/3). Kunjungan ini dirancang untuk meningkatkan hubungan keamanan dan perdagangan kedua negara. (AP/Alastair Grant)

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menjadi pemberitaan di dunia akibat dugaan keterlibatan di pembantaian Jamal Khasshogi, seorang jurnalis pro-Palestina yang kritis pada pemerintahan Saudi. Kasus pembunuhan ini menjadi titik hitam di legacy sang pangeran yang dikenal inovatif dan reformis ini.

Sedikit sejarah masa kecil MBS diungkapkan bekas guru kerajaan, yaitu Rachi Sekkai. Ia adalah guru di sekolah elit Al-Anjal di Jeddah. Ia mendapat perintah untuk memberikan pelajaran Bahasa Inggris bagi anak-anak Pangeran Salman (sekarang merupakan raja).

Beragam kemewahan pun masih diingatnya. Mulai dari tingkah MBS hingga kemewahan istana kerajaan Arab Saudi di Jeddah.

"Begitu melewati gerbang yang dijaga ketat, mobil akan melewati bermacam villa yang mengengangkan dengan taman yang indah dijaga pekerja dengan pegawai putih. Ada parkiran mobil yang diisi barisan mobil mewah eksklusif. Itu adalah pertama kalinya saya melihat apa yang terlihat seperti Pink Cadillac," kenang Sekkai seperti dilansir dari BBC.

Pangeran MBS dikenal Sekkai sebagai anak yang iseng, dan lebih suka bersenda gerau dengan pengawalnya ketimbang belajar. Sang pangeran juga yang memberitahu Sekkai bahwa ruang mengajarnya diawasi.

"Pernah sekali, saya kaget ketika Mohammed mengatakan bahwa ibunya, sang putri, mengatakan saya terlihat bagai 'pria sejati'. Saya tak ingat pernah bertemu dengan beliau, para wanita anggota kerajaan Saudi tidak muncul di depan orang-orang asing, dan satu-satunya perempuan yang kutemui adalah pengurus anak dari Filipina," kata Sekkai.

Akhirnya, Sekkai sadar diawasi ketika MBS menunjukkan kamera-kamera CCTV di tembok. Sejak itu , ia selalu mengawasi diri di setiap mengajari pangeran Arab Saudi, yakni MBS dan dua adiknya.

"Sekarang saya melihat kembali tugas saya sebagai episode luar biasa dalam hidupku dan melihat mantan murid saya sebagaimana ia menapaki panggung dunia," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya