Liputan6.com, Jakarta - The Federal Reserve atau The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya untuk keempat kali pada 2018. Suku bunga The Fed naik sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2,25 persen-2,5 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Sebab, kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika tersebut sudah diprediksi sejak jauh-jauh hari oleh pemerintah.
Dirinya pun memastikan, kenaikan suku bunga ini juga tidak berpengaruh besar terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Ini ditandai dengan penguatan ekonomi dalam negeri yang masih cukup stabil.
Advertisement
Baca Juga
"Baik-baik saja (Rupiah). Artinya itu sudah diprediksi dari kapan-kapan. bahwa market itu kalau tidak ada yang mengagetkan dia tidak bertindak kaget. Jadi orang tahu itu akan terjadi ya sudah terjadi saja jangan dikira kecuali tahu-tahu di luar dugaan (menaikan) itu baru reaksinya agak besar," kata Darmin, saat ditemui di Kantornya, seperti ditulis Jumat (21/12/2018).
Darmin mengatakan, nilai tukar rupiah belakangan ini terus menguat. Setelah sempat menyentuh level Rp 15.200 per dolar AS, mata uang Garuda ini kini berada di kisaran 14.500-an. Melihat itu, dirinya pun meyakini rupiah akan berada pada posisi penguatan hingga akhir tahun nanti.
"(Sampai akhir tahun di bawah Rp 15.000?) Iyalah. Orang dalam beberapa hari ini situasinya tidak melemah malah menguat sedikit. Jadi sudah jangan menduga duga setiap kali naik pasti goyang lemah," ujar dia.
Pada perdagangan Kamis 20 Desember 2018, kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di posisi Rp 14.499 atau melemah 0,83 persen dibandingkan Rabu 19 Desember 2018.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Waspadai Kebijakan The Fed
Sebelumnya, Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E-LIPI), Maxensius Tri Sambodo, meminta pemerintah tetap mewaspadai kebijakan kenaikan suku bunga The Fed atau The Federal Reserve.
Maxensius menyebut, secara dampak apabila The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan di 2019, maka otomatis akan menghantam perekonomian Indonesia, terutama nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD).
Oleh karena itu, pemerintah perlu membentengi diri dan merespon berbagai kebijakan The Fed. "Kalau The Fed naik pasti Rupiah akan gonjang ganjing, kalau Rupiah gonjang ganjing dampaknya ke CAD (Current Account Deficit) dan sebagiannya," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement