Harga Emas Masih Bakal Alami Tekanan pada Pekan Ini

Di awal Maret ini, harga emas jatuh hingga di bawah USD 1.300 per ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 04 Mar 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2019, 07:00 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pengumuman Presiden Donald Trump akhir pekan lalu tentang penundaan tarif impor China menjadi tantangan tersediri untuk harga emas. Harga emas diperkirakan masih akan berada di bawah USD 1.300 per ounce.

Mengutip Kitco, Senin (4/3/2019), di bulan baru ini atau di Maret ini, harga emas jatuh hingga di bawah USD 1.300 per ounce. Kejatuhan tersebut karena aksi jual yang dilakukan oleh investor.

Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh level tertinggi dalam 10 bulan.

Menurut beberapa analis, pada pekan ini harga emas akan diperdagangkan di level yang kritis. "Belum ada dukungan kepada emas. Kami melihat emas masih akan mengalami tekanan," jelas analis IG, Joshua Mahony.

Pelemahan ini didukung data ekonomi AS yang menunjukkan lebih kuat dibanding yang diperkirakaan. Meskipun ada beberapa data yang masih di bawah prediksi.

Analis teknikal dari City Index, Fawad Razaqzada, mengatakan baahwa dengan data ekonomi yang ada tersebut menjadi momentum penguatan dolar AS sehingga menekan harga emas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya