Kementan Minta Penyebab Tingginya Harga Ayam Ditelusuri

Saat ini harga ayam di farm gate sudah turun menjadi Rp 11.000 per kg.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Mar 2019, 10:31 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2019, 10:31 WIB
Pedagang Ayam
Jelang Imlek, Harga Daging Ayam Stabil

Liputan6.com, Jakarta Kementerin Pertanian (Kementan) meminta pihak berwenang untuk menelusuri adanya disparitas harga ayam yang tinggi di tingkat peternak dan pedagang. Hal ini dinilai menjadi penyebab mahalnya harga ayam potong sampai ke tangan konsumen.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita mengatakan, saat ini harga ayam di farm gate sudah turun menjadi Rp 11.000 per kg.

Harga tersebut jauh di bawah harga acuan yang ditetapkan Kemendag dan berlaku sampai 31 Maret 2019, yakni Rp 20.000-Rp 22.000 per ‎kg.

Sedangkan untuk harga di pasar retail, kata dia, sudah ditetapkan sebesar Rp 36.000 per kg. Namun pada kenyataannya, harga di retail saat ini kurang lebih mencapai Rp. 34.000 per kg sampai 40.000 per kg.

"Artinya terdapat disparitas harga yang cukup signifikan antara harga di farm gate (produsen/peternak) dengan harga ayam di retail (konsumen). Hal ini harus segera ditelusuri penyebabnya oleh pihak yang berwenang," ujar dia di Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Meski demikian, Diarmita menegaskan jika harga yang ditetapkan bukan kewenangan Kementan. Kementan secara tugas pokok dan fungsi (tupoksi) hanya mengurus produksi dan pengendalian penyakit zoonotik.

"Tugas kami juga melakukan pengawasan pakan yang meliputi penggunaan antibiotik pemacu pertumbuhan atau Antibiotic Growth Promoton (AGP) pada pakan ternak unggas dan hewan lainnya," tandas dia.

 

Bandung Barat dapat Bantuan Alsintan 1.000 Traktor dari Kementan

Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyalurkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) kepada para petani di KBB. Bantuan alat-alat pertanian berupa 1.000 traktor, pompa air, 200.000 bibit tanaman, dan 200.000 ayam kampung.

Bantuan itu diserahkan langsung oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna. Disaksikan Wabup KBB Hengki Kurniawan dan Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal.

Mentan Amran menyebutkan, bantuan traktor, bibit benih kopi, dan ayam, semata-mata untuk menstimulan petani lebih produktif lagi. Sehingga, dalam 4 tahun terakhir ini pihaknya telah melihat peningkatan produk domestik bruto (PDB) hingga Rp 460 triliun, dengan nilaI ekspor naik 29% atau Rp 1,3 triliun.

"Saya melihat Pak Bupati Bandung Barat ini sangat sayang pada petani, karena beliau backgroundnya petani dan peternak sehingga paham apa yang dibutuhkan petani," tutur Mentan Amran, Kamis (21/3).

Dia menambahkan, pada periode yang sama bantuan pertanian yang digelontorkan untuk para petani di Jawa Barat mencapai Rp 30 triliun. Selain dari Kementan, kata dia, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi juga turut memberikan bantuan.

"Tahun 2015 kami ingat, dulu bantuan kurang lebih hanya Rp 1 triliun. Kami angkat menjadi Rp 2 triliun. Kemudian alat mesin pertanian, sampai dengan hari ini di seluruh Jawa Barat ini totalnya kurang lebih 26.185 unit, totalnya Rp 500 miliar," ucapnya.

Bupati Aa Umbara mengatakan, wilayah Bandung Barat merupakan salah satu kawasan pertanian sehingga pemerintah daerah harus men-support. Pertanian yang juga didukung dari Kementerian Pertanian ini sebagai upaya untuk membuat petani di KBB lebih maju dan sejahtera.

"Saya berharap dengan disalurkannya ribuan traktor dan alat-alat pertanian lainnya ini dapat menambah sejahtera dan kemajuan para petani di Bandung Barat. Ini juga sebagai bentuk komitmen dan janji yang saya tepati untuk memberikan traktor dan alat-alat pendukung pertanian kepada petani," ucapnya.

Dirinya merasa bangga karena banyak petani dari KBB yang sudah berhasil. Bukan hanya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonominya, tapi juga membuka lapangan kerja bagi orang lain.

Sehingga, secara tidak langsung ikut membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran. Terlebih ada juga petani asal Lembang, yang telah mendapatkan penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).

Oleh sebab itu, lanjut Umbara, generasi muda jangan minder atau malu untuk menekuni bidang pertanian. Pihaknya akan mendukung para generasi milenial yang ingin sukses dalam pertanian.

"Generasi milenial bisa sukses dari sektor pertanian. Tunjukkan kegigihan, kerja keras, dan pantang menyerah. Biar pemerintah daerah nanti yang support untuk dukungan alat-alat pertaniannya," kata dia.

Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan, modernisasi pertanian ini diharapkan dapat merangsang petani milenial untuk menciptakan pertanian berkelanjutan di Indonesia.

"Saya sampaikan ini semua sebagai wujud nyata Kementerian Pertanian yang diamanatkan melalui APBN tiap tahunnya. Ini suatu hal yang luar biasa adanya perhatian dari Kementerian Pertanian dalam memberikan bantuan alsintan," kata Cucun.

Ia pun sangat mengapresiasi terhadap Kementerian Pertanian yang selalu melakukan modernisasi pertanian dalam melakukan langkah-langkah inovatif dalam bidang pertanian berkelanjutan.

"Bicara lumbung pangan, jangan berpikir padi saja. Negara lain enggak punya, Indonesia mampu menciptakan. Untuk itu, kita dari Komisi IV DPR RI mengapresiasi kinerja Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Provinsi Jabar dan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung. Sudah cukup luar biasa perhatian pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla ini," ungkapnya.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Sarwo Edhy mengatakan, fasilitasi alsintan oleh pemerintah bukan sekadar membantu memudahkan dalam pengolahan lahan maupun panen, tetapi merupakan barang modal yang harus dikelola secara profesional menjadi unit usaha jasa yang menguntungkan.

Sarwo Edhy berharap, dengan adanya penyaluran bantuan alsintan, Pemda diharapkan gencar menggelar bintek perbengkelan alsintan, dalam pelaksanaan progran percepatan tanam dan kebutuhan produksi pertanian tertanggulangi untuk kebutuhan masyarakat luas.

"Bintek perbengkelan alsintan langsung praktek ini penting dilaksanakan. Karena bagi kelompok tani yang baru menerima bantuan alsintan dari sisi pemeliharaan maupun penggunaannya belum optimal," ungkapnya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya