BI: Aliran Dana Asing ke Indonesia Capai Rp 91 Triliun

Masih masuknya dana asing ke Indonesia menunjukkan tingkat kepercayaan investor yanh tinggi terhadap perekonomian Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Apr 2019, 17:32 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2019, 17:32 WIB
Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller menunjukkan uang dolar dan rupiah di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat hingga pekan kedua di bulan April 2019 jumlah dana asing yang masuk ke Indonesia atau capital inflow telah mencapai Rp 91 triliun.

Dana tersebut masuk melalui berbagai instrumen keuangan ke pasar domestik. Terutama di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN).

Hal itu disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara di Kompleks Gedung BI, Jumat (12/4).

"Kalau inflow masih bagus kalau dilihat lelang SBN terus oversubscribe," kata dia.

Inflow secara month to date hingga Minggu ini di pasar saham masuk sekitar Rp 3,8 triliun. Kemudian di pasar SBN masuk Rp 1,2 triliun.

Sementara itu, inflow year to date (ytd) sudah masuk di pasar saham Rp 16 triliun sedangkan di SBN masuk sekitar Rp 75 triliun total inflow secara keseluruhan Rp 91 triliun.

"Jadi kalau Ytd pasar SBN masih jauh lebih tinggi Rp 75 triliun dibandingkan pasar saham Rp 15,9 triliun," ujarnya.

Kendati demikian inflow di pasar saham tahun ini jauh lebih baik dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Tahun lalu pasar saham mengalami minus.

"Tapi kalau dibandingkan tahun lalu pasar saham sudah jauh lebuh bagus. Kalau tahun lalu ytd itu minus Rp 24,9 Triliun sedangkan saat ini positif inflow Rp 15,9 triliun," ungkapnya.

Kondisi ini menunjukkan tingkat kepercayaan investor yanh tinggi terhadap perekonomian Indonesia.

"Jadi persepsi investor terhadap Indonesia masih tetap positif di 2019 didorong angka makro inflasi terkendali." tutup dia.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Yakin Banyak Dana Masuk ke RI Usai Pemilu

Ilustrasi dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, BI optimistis aliran dana akan banyak masuk ke Indonesia usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu). Sejumlah faktor akan menjadi mendorong masuknya dana tersebut ke dalam negeri.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, berkaca pada pemilu 2014, dana yang masuk ke Indonesia mengalir deras pasca berlangsungnya pesta demokrasi tersebut. Dana yang masuk saat itu mencapai USD 26 miliar.

"Di 2014 pada waktu itu selesai pemilu situasi global saat itu cukup baik. Kita terima inflow USD 26 miliar. Mudah-mudahan setelah pemilu nanti inflow yang masuk ke Indonesia jauh lebih bagus dari tahun lalu," ujar dia di Jakarta, pada Selasa 2 April 2019. 

Dia menjelaskan, ada sejumlah faktor yang akan mendorong dana masuk ke Indonesia. Pertama, prediksi jika Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan lebih melunak pada tahun ini dan tidak akan kembali menaikkan suku bungannya. Kedua, perang dagang antara AS dan China yang semakin menemukan titik terang.

"Secara global yang ditunggu bahwa The Fed tetap dovish. Kedua, perundingan AS-China mudah-mudahan sudah ada titik temu," kata dia.

 

Faktor Ketiga

Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS
Petugas melayani nasabah di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Ketiga, dari faktor internal di mana defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) semakin menurun di mana diharapkan menuju ke 2,5 persen. Dan keempat, kondisi di dalam negeri yang diharapkan kondusif pasca pemilu.

"Ketiga, mudah-mudahan CAD kita terkontrol. CAD menuju ke 2,5 persennanti tunggu saja pengumumannya. Keempat, mudah-mudahan setelah pemilu juga ketidakpastian terkait politik sudah hilang. Jadi ya dana-dana bisa masuk ke Indonesia. Lebih baik lagi dan itu kita pantau terus ‎," tandas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya