Ketua OJK Larang Pelajar Simpan Uang di Bawah Bantal

Pemerintah berkomitmen dan terus bersinergi bersama kementerian lembaga untuk senantiasa mendorong tingkat penabung di Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mei 2019, 13:45 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2019, 13:45 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menekankankan pentingnya menabung sejak dini. Menurutnya, dengan menabung secara tidak langsung mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Menjadi pertanyaan mengapa tabungan ini sangat penting bagi kita semua. Terutama bagi adik adik. Tapi kalau adik-adik ini barangkali berpikir tabungan ini hanya untuk menabung. Sedikit memberi gambaran detail mengenai tabungan ini. Ini ada konsepsi ekonomi," ujarnya dalam acara Aksi Pelajar Indonesia Menabung, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Wimboh mengatakan semakin tinggi tingkat tabungan di suatu negara maka akan menguntungkan negara itu sendiri. Itulah kenapa, pemerintah kata dia terus mendorong pelajar-pelajar di Indonesia untuk menabung sejak dini.

"Negara kalau tingkat tabungannya tinggi negara akan makmur, sehingga Indonesia punya target tahun ini 75 persen penduduk orang Indonesia punya tabungan. Kita harus gerakan tabungan ini," katanya.

Kepada 1.500 pelajar Indonesia yang hadir, Wimboh juga menegaskan tabungan yang disimpan di perbankan akan aman karena terjamin dan dilindungi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

" Ini akan jelas karena uang kalau tidak kita tabung di taruh di bawah bantal risikonya besar. Bisa ilang. Kalau ditabung bisa dijamin ada LPS di sini," imbuhnya.

 

Jumlah Penabung

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso saat menggelar jumpa pers tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia menambahkan saat ini penabung di Indonesia sendiri baru mencapai 48,9 persen. Angka ini masih jauh bila dibandingkan negara-negara lain. Oleh karena itu, pemerintah berkomitmen dan terus bersinergi bersama kementerian lembaga untuk senantiasa mendorong tingkat penabung di Indonesia.

"Dengan upaya bersinergi, ini kita harapkan tabungan para pelajar akan menjadi meningkat. Kita harapkan semua pelajar harus punya tabungan semua. Pelajar ini jumlah besar sekali sehingga kami dengan instansi terkait akan selalu mendorong ini. Lebih agresif seluruh Indonesia supaya masyarakat punya tabungan," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya