Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan Menteri Pariwisata Arief Yahya menggelar rapat koordinasi dalam rangka peningkatan turis datang ke dalam negeri. Wisatawan asing yang datang ke Indonesia saat ini dinilai masih lebih rendah jika dibandingkan dengan Thailand dan Singapura.
"Intinya ada turis banyak yang memang secara fakta Thailand 40 juta, Singapura enggak tahu berapa. Kita kan mendekati 20 juta berarti ada selisih jumlah yang sudah di sana tapi belum ke Indonesia nah itu yqng mau kita tarik," ujar Menhub Budi di Kantor Kemenko Maritim, Jakarta, Jumat (10/5/2019).
Baca Juga
Dia melanjutkan, pemerintah saat ini tengah mencari cara agar selisih kunjungan wisatawan Indonesia dan negara tetangga tidak berbeda jauh. Paling tidak, wisatawan yang berkunjung ke dua negara ASEAN tersebut juga datang ke Indonesia.
Advertisement
"Itu ngomong hubungan untuk meningkatkan turis supaya ditingkatkan, supaya mau memindahkan. Bagaimana memindahkan penumpang-penumpang yang sekarang ada di Thailand, Malaysia dan Singapura bisa diangkut ke kita," jelas Menhub.
Pemerintah pun sudah menyiapkan langkah strategis yang akan dibahas ke depan. Pertama bekerja sama dengan penerbangan internasional dan kedua mendorong lebih banyak maskapai dalam negeri terbang ke berbagai negara.
"Caranya dia meneruskan penerbangan yang dari internasional itu. Saya enggak setuju. Yang saya setuju penerbangan dalam negeri yang jemput. Iya-iya (Rute diperbanyak). (Maskapai yang ditunjuk) Belum lagi mau kita bicarakan justru ini nanti kita ajak penerbangan," tandasnya.
Reporter: Anggun P Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Bali dan Yogyakarta Masih Jadi Rute Favorit Saat Liburan Panjang
Momen libur panjang dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Apalagi jika ditambah banyaknya promo potongan harga dari operator pesawat maupun hotel.
Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) mengungkapkan, Bali dan Jogja masih merupakan destinasi favorit pada momen libur panjang.
"Rute favorit liburan dalam negeri masih Bali, Jogya, dan Belitung. Untuk luar negeri Jepang, Singapura, Hongkong, dan Korea," tutur Sekjen Astindo Pauline Suharno kepada Liputan6.com, Jumat (19/4/2019).
Meski begitu, pihaknya masih mengeluhkan harga tiket domestik yang terbilang mahal hingga saat ini.
"Sayangnya harga tiket pesawat domestik masih tinggi kalau tidak dimanfaatkan banyak orang untuk libur long weekend atau skalian pulang kampung untuk nyoblos," ujarnya.
Sementara itu, pada momentum libur panjang ini, Astindo tidak membidik khusus seberapa banyak orang yang akan memesan tiket.
Itu lantaran, tren berwisata saat ini yang cukup menantang dan banyak perubahan.
"Sekarang ini kan tren orang bepergian kebanyakan beli tiket pas travel fair yang banyak promo, banyak cashback. Bisa jadi mereka beli tiket saat pameran tahun lalu untuk berangkat sekarang," jelas dia.
"Jadi banyak yang seperti itu, karena dengan membeli tiket jauh-jauh hari ketersediaan seat lebih banyak, dan pilihan jam juga lebih banyak," tambah dia.
Advertisement
Banyak Libur, Okupansi Hotel di Bali Naik 80 Persen
Okupansi hotel di Bali naik drastis pada pekan ini. Hal tersebut terjadi karena banyak tanggal merah dan libur akhir pekan yang cukup panjang (long weekend) pada minggu ini.
Ketua Bali Hotel Association Ricky Darmika Putra menjelaskan, okupansi hotel di Bali pada pekan ini ini mencapai 80 persen.
"Iya, mulai sore ini rata-rata hotel di Bali mengalami kenaikan setelah pesta demokrasi. Rata-rata 75 persen bahkan sampai 80 persen," ujarnya Rabu (17/4/2019).
Seperti diketahui hari libur pekan ini ialah Rabu, Jumat, dan Sabtu-Minggu. Perayaan hari Paskah pun menopang permintaan hotel yang tinggi di Bali ini.
"Iya, juga untuk easter (paskah). Mulai dari 19,20, dan 21 April ini," ujarnya.
Meski begitu, dia mengungkapkan, kenaikan okupansi hotel di Bali tersebut masih didominasi oleh turis asing atau wisatawan mancanegara (wisman). "Lebih dominan wisman," ucap dia.