Rupiah Menguat Usai Donald Trump Bertemu Presiden China

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.082 per dolar AS hingga 14.119 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Jul 2019, 12:05 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2019, 12:05 WIB
Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan Dolar AS di jasa penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini. Sentimen positif pendorong penguatan rupiah adalah pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping.

Mengutip Bloomberg, Senin (1/7/2019), rupiah dibuka di angka 14.082 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.126 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.082 per dolar AS hingga 14.119 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah mampu menguat 1,97 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.117 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.141 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah di pada awal pekan ini menguat usai pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, bertemunya kedua pemimpin negara dengan ekonomi terbesar itu memang berdampak positif bagi rupiah.

"Sangat positif sekali. Terutama karena adanya semacam 'gencatan senjata' perang dagang. Penundaan pengenaan tarif 25 persen terhadap sisa produk impor asal Tiongkok sebesar 300 miliar dolar AS," ujar Rully dikutip dari Antara.

Ketegangan perang dagang AS dan China sedikit mengendur setelah kedua pemimpin negara bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Osaka, Jepang.

Kedua negara sepakat akan merundingkan kembali isu perang dagang yang telah membuat tatanan perekonomian global mengalami guncangan.

Seusai pertemuan tersebut Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menegaskan akan mengurangi ketegangan atas perang dagang dengan meningkatkan kerja sama lebih lanjut.

Pernyataan tersebut diharapkan dapat meredam dampak perang dagang antar kedua negara yang berlangsung setahun lebih.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020

Rupiah Menguat di Level Rp14.264 per Dolar AS
Pekerja menunjukan Dolar AS di jasa penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (19/6/2019). Nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS sore ini Rabu (19/6) ditutup menguat sebesar Rp 14.269 per dolar AS atau menguat 56,0 poin (0,39 persen) dari penutupan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.

Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia pada Selasa 11 Juni 2019. 

Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.

"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.

"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.

Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya