Musim Haji, Konsumsi Avtur Dua Bandara Ini Meningkat

Pertamina memperkirakan konsumsi avtur di Bandara Juanda dan Bandara Lombok meningkat akibat adanya penerbangan haji

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Jul 2019, 19:32 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 19:32 WIB
(Foto: Dok Pertamina)
Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018 (Foto:Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V menjamin pasokan avtur untuk penerbangan haji 2019 melalui Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Internasional Lombok (BIL) aman. 

Unit Manager Communication & CSR MOR V Rustam Aji mengatakan, tahun ini diperkirakan ada peningkatan pada konsumsi Avtur. Pemberangkatan haji melalui Bandara Juanda konsumsi Avtur naik 2,3 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan di Bandara Internasional Lombok (BIL) konsumsi Avtur meningkat sebesar 11 persen dibandingkan dengan penerbangan haji 2018.

"Estimasi kami, kebutuhan total Avtur untuk penerbangan haji 2019 ini, di Juanda sebesar 16.885 KL dan di Lombok sebesar 2.705 KL,” kata Rustam, di Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Pemberangkatan pertama jamaah haji tahun ini dari Bandara Juanda sebanyak 85 kloter jamaah haji, direncanakan pada Sabtu (6/7/2019) menggunakan pesawat jenis Boeing-747, dengan estimasi konsumsi Avtur sebanyak 100 Kilo Liter (KL) per penerbangan.

Sedangkan dari Lombok Tahun ini akan memberangkatkan 11 kloter jamaah haji, penerbangan perdana direncanakan pada Sabtu (8/7/2019). Pemberangkatan melalui dari Bandara Internasional Lombok (BIL) juga menggunakan pesawat jenis Boeing-747, dengan estimasi konsumsi Avtur sebanyak 122 KL per penerbangan.

Dia menjelaskan, salah satu penyebab kenaikan tersebut disebabkan pada tahun ini ada penambahan 2 kloter dari Surabaya dan 1 kloter dari Lombok.

“Pertamina akan menjamin ketersediaan Avtur dan mengoptimalkan ketepatan waktu pengisian ke pesawat,” ujat Rustam.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pertamina Juga Tambah SDM

Langit Biru yang berpadu dengan Gedung Pertamina Pusat (dok. Linda)
Langit Biru yang berpadu dengan Gedung Pertamina Pusat (dok. Linda)

Dengan adanya penerbangan haji ini, Depot Pengisian Bahan Bakar Pesawat Udara (DPPU) Juanda menaikkan persediaan Avtur selama bulan Juli sampai September menjadi 1.075 KL per hari dari normal 975 KL per hari atau naik sebesar 10 persen.

Sedangkan di DPPU Bandara Internasional Lombok (BIL), persediaan Avtur dinaikkan menjadi 102 KL per hari dari normal 67 KL per hari atau naik sebesar 52 persen.

Selain menyiapkan stok Avtur di DPPU dan Terminal BBM terdekat, Pertamina juga menyiapkan SDM dan sarana fasilitas untuk pengisian ke pesawat.

“Kami juga melakukan koordinasi yang intens dengan Angkasa Pura I Juanda untuk menjaga kelancaran dan ketepatan pelayanan dengan baik, aman dan lancar,” tandasnya.

Sulitnya Perusahaan Asing Jual Avtur di Indonesia

Banner Infografis Usulan Penurunan Harga Avtur
Banner Infografis Usulan Penurunan Harga Avtur. (Foto: AFP)

Pemerintah telah mempersilakan perusahaan asing untuk menjual avtur di Indonesia.

Tujuannya untuk menciptakan persaingan sehingga harga avtur di Indonesia semakin kompetitif.  Namun, sepertinya untuk mewujudkan keinginan pemerintah tersebut tak semudah membalikkan telapak tangan. Mengapa demikian? Karena semua itu membutuhkan infrastruktur yang cukup mahal.

"Tapi ya memang penyediaan avtur itu harus ada tempat dan sarana penyaluran. Misalnya truk tanki dan pipa-pipanya. Masalahnya semua itu sekarang dikuasai Pertamina," kata Pengamat Penerbangan, Gatot Raharjo saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (29/6/2019).

Kalaupun perusahaan baru tersebut berkomitmen membuat infrastruktur mulai dari awal, tetap dalam penyalurannya harus berbagi sistem dengan Pertamina.

"Jadi ya memang agak susah. Kalau menekan Pertamina, nanti dikira tidak nasionalis," tambah dia.

Sebenarnya satu-satunya peluang perusahaan asing untuk menjual avtur di Indonesia adalah di bandara-bandara baru yang selama ini dibangun pemerintah. Hanya saja bandara tersebut mayoritas berlokasi di daerah Timur Indonesia atau di daerah terpencil.  "Apa mau mereka masuk ke situ?," tegas dia.

"Mungkin yang bisa dilakukan itu membangun kilang-kilang khusus avtur di Indonesia tengah dan timur. Jadi mendekati bandara dan biaya distribusinya bisa ditekan," pungkas Gatot.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya