Menteri BUMN: INKA Bangun Pabrik di Banyuwangi, Terbesar di ASEAN

Pabrik kedua INKA di Banyuwangi menempati lahan seluas 83,49 hektare.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Jul 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2019, 15:45 WIB
Menteri BUMN Rini M. Soemarno meninjau progres pembangunan workshop atau pabrik kereta api milik PT Industri Kereta Api (Persero) di Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok Kementerian BUMN)
Menteri BUMN Rini M. Soemarno meninjau progres pembangunan workshop atau pabrik kereta api milik PT Industri Kereta Api (Persero) di Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok Kementerian BUMN)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meninjau progres pembangunan workshop atau pabrik kereta api milik PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA di Banyuwangi, Jawa Timur. Pembangunan pabrik ini akan mendukung industri kereta api di Tanah Air. Workshop ini akan menjadi pabrik kereta api kedua milik INKA.

Rini mengatakan, pembangunan pabrik kereta api INKA ini sangat penting. Sebab, daya tampung pabrik kereta api di Madiun sudah terlalu padat dan tidak mencukupi. Sedangkan, INKA baru saja mendapatkan pesanan gerbong dan lokomotif kereta api dari Laos.

“Kita juga sudah menawarkan ke Filipina dan Madagaskar. Jadi kita tawarkan ke banyak negara juga. Alhamdulillah kita punya dan ini harus cepat terselesaikan karena memang pesanannya INKA sudah menunggu seperti gerbong dan lokomotif kereta makin banyak sehingga di Madiun itu sudah cukup padat dan tidak mencukupi,” ujar Rini dalam keterangan tertulis, Rabu (17/7/2019).

Pemilihan lokasi pabrik kereta api di Banyuwangi bukan tanpa alasan. Pabrik kedua ini berdekatan dengan Pelabuhan Ketapang dan Stasiun Banyuwangi Baru. Pabrik ini akan dilengkapi testing track sepanjang 4 kilometer (km).

“Memang pabrik-pabrik kereta yang besar di dunia harus ada test track-nya dan membutuhkan lahan yang besar,” katanya.

Pabrik kedua INKA di Banyuwangi menempati lahan seluas 83,49 hektare. Untuk tahap pertama, pembangunan pabrik ini menelan dana mencapai Rp 483 miliar dengan kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. INKA sendiri membutuhkan sekitar 3.000 tenaga kerja dan akan diutamakan dari masyarakat sekitar dalam pengoperasian pabrik kereta api, salah satunya lulusan SMK.

Workshop tersebut nantinya digunakan untuk pengembangan kapasitas produksi INKA sebagai satu-satunya manufaktur sarana perkeretaapian di Asia Tenggara (ASEAN). Pabrik ini akan membuat lokomotif dan gerbong yang berorientasikan untuk ekspor ke luar negeri. Hingga saat ini, progres pembangunan pabrik kereta api tahap pertama ini sudah mencapai 20 persen.

“Kita harapkan tahap pertama pabrik kereta api kedua milik INKA ini bisa selesai pada Agustus 2020,” tegas Rini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kerja sama INKA dengan SMK Banyuwangi

Menteri BUMN Rini M. Soemarno meninjau progres pembangunan workshop atau pabrik kereta api milik PT Industri Kereta Api (Persero) di Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok Kementerian BUMN)
Menteri BUMN Rini M. Soemarno meninjau progres pembangunan workshop atau pabrik kereta api milik PT Industri Kereta Api (Persero) di Banyuwangi, Jawa Timur. (Dok Kementerian BUMN)

Rini juga menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerja sama antara INKA dengan dua Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banyuwangi, yakni SMK 1 Glagah dan SMK Cordova. Kerjasama tersebut berupa Pendampingan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan sesuai Kebutuhan Industri (Link and Match) di SMK Cordova, Banyuwangi.

Rini menambahkan, sektor perkeretaapian merupakan salah satu industri manufaktur yang membutuhkan tenaga kerja dan tenaga ahli dari lulusan SMK. Nantinya, lulusan SMK akan mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Sehingga, lulusan SMK bisa langsung terserap untuk industri kereta api nasional. Hal ini membuktikan bahwa BUMN bisa berperan aktif melakukan proses link and match antara dunia pendidikan dengan yang dibutuhkan dalam dunia industri.

“Kita membantu SMK dan juga SMK membantu kita dalam memproduksi kereta api nasional. Artinya, kita sebagai BUMN dapat memberikan hasil nyata pada para lulusan SMK dan Politeknik untuk bekerja di BUMN,” jelasnya.

PT INKA juga memberikan bantuan alat praktikum untuk 6 SMK Binaan PT INKA di Banyuwangi senilai Rp 90 juta dan Bantuan pembangunan Fasilitas umum ke 5 SMK binaan PT INKA di Banyuwangi senilai Rp 150 juta.

“Saya berharap kerja sama ini bisa dilakukan oleh BUMN-BUMN lainnnya yang juga ada di Banyuwangi maupun wilayah Indonesia lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi dan daya saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar bisa menjadi pelaku industri di Tanah Air,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya