BI Prediksi Inflasi Agustus 2019 di 0,15 Persen

Bank Indonesia memperkirakan cabai masih menjadi penyumbang inflasi di Agustus 2019

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Agu 2019, 14:30 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2019, 14:30 WIB
(Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)
Gubernur BI Perry Warjiyo (Foto: Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Liputan6.com, Jakarta Survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi di bulan Agustus berada di kisaran angka 0,15 persen. Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo saat ditemui usai shalat jumat di Mesjid BI, Jumat (30/8).

"Berdasarkan survei pemantauan harga sampai dengan minggu keempat dipekrirkan bulan Agustus inflasi 0,15 persen mtm," kata Perry.

Sementara itu, secara tahunan inflasi berada pada angka 3,47 persen year on year (yoy).

Sedangkan untuk komoditas penyumbang inflasi masih sama dengam beberapa bulan sebelumnya. Yakni cabai merah yang kontribusi inflasinya mencapai 0,11 persen.

"Cabai merah inflasi 0,11 persen, emas perhiasan 0,08 persen, cabai rawit 0,05 persen dan lain lain tak terlalu besar," ungkapnya.

Perry mengungkapkan, ada juga beberapa komponen yang mengalami deflasi. Salah satunya tarif angkutan udara.

"Deflasi terjaga tarif angkutan udara 0,09 persen, bawang merah deflasi 0,07 persen, kemudian juga daging ras deflasi 0,02 persen, dan beberapa komoditas sayuran," ujarnya.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penyumbang Inflasi

Harga-Cabai-dan-Bawang
Pedagang menata cabai untuk di jual di Pasar di Jakarta, Senin (20/2). Kementan tidak akan mengambil langkah untuk mengimpor cabe dan bawang. Walau pun saat ini, harga cabe dan bawang mengalami keniakan. (Liputan6.com/Angga Yunair)

Perry menjelaskan cabai selalu menjadi penyumbang inflasi sebab kondisi cuaca yang sedang tidak mendukung. Sehingga beberapa produksi si sejumlah daerah menjadi terganggu.

"Tapi kami melihat ini bersifat temporer, insya Allah beberapa bulan ini sudah mulai masuk panen cabai dan karena akhir tahun ini kami mawih meyakini infalsi akan dibawah 3,5 persen," tutupnya.

Ada Kemarau Panjang, BI Yakin Inflasi Tetap di Bawah 3,5 Persen

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bank Indonesia (BI) optimistis bahwa angka inflasi sepanjang 2019 tetap akan terkendali sesuai dengan proyeksi awal, yakni di bawah 3,5 persen. Proyeksi tersebut sudah memperhitungkan akan adanya potensi kemarau panjang yang melanda sejumlah kawasan di Indonesia.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, kemarau panjang memang membuat BI merevisi target awal inflasi yang sebesar 3,1 persen. Namun, ia menyatakan optimisme inflasi tahun ini tetap berada di bawah 3,5 persen.

"Dulu kami bilang inflasi ini akan menuju ke batas bawah sekitar 3,1 persen. Sekarang mungkin sekitar 3,2 persen atau menuju 3,3 persen, karena ada dampak kemarau panjang. Tapi masih di bawah 3,5 persen," tutur dia di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (22/8/2019).

Perry mengatakan, tingkat Inflasi Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2019 tercatat sebesar 0,31 persen (month to month/mtm), menurun dibandingkan inflasi Juni 2019 yang sebesar 0,55 persen.

"Secara tahunan, inflasi Juli 2019 tercatat 3,32 persen year on year (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,28 persen (yoy)," jelas dia.

Inflasi yang terkendali ini disebutnya turut didorong oleh inflasi inti yang terjaga, didukung ekspektasi yang baik seiring dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia menjaga stabilitas harga, permintaan agregat yang terkelola, dan pengaruh harga global yang minimal.

"Intinya, inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan stabil," tegas Perry.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya