Serapan Tenaga Kerja di Indonesia Rendah Karena Tergantikan Robot

Kepala BKPM mengungkapkan rendannya serapan tenaga kerja di Indosia lantaran berkembangnya teknologi

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jan 2020, 14:31 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2020, 14:31 WIB
Bahlil Lahadalia
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan tenaga kerja dengan skill rendah bisa digantikan dengan robot. Ini menjadi pertanyaannya lantaran tingginya investasi yang masuk ke Indonesia namun serapan tenaga kerja sangat rendah.

Total investasi yang masuk ke Indonesia hingga akhir tahun 2019 yakni Rp 809, 6 triliun. Namun serapan tenaga kerja hanya 1,03 juta orang.

"Kalau skillnya rendah itu bisa digantikan dengan robot," kata Bahlil di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (30/1/2020).

Serapan angkatan kerja rendah menjadi perhatiannya. Sebab jika sebelumnya, banyaknya investasi masuk akan menurunkan jumlah pengangguran.

Namun kali ini hal itu belum tentu bisa terjadi. Sebab, berkembangnya teknologi sejalan mengancam bagi manusia.

"Saya katakan kalau dulu belum ada teknologi yang menggantikan tugas manusia, tapi kalau sekarang sudah high teknologi," ujar Bahlil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mulai Banyak Pekerja Perempuan

Panel V Rakornas Indonesia Maju
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan saat diskusi panel V Rakornas Indonesia Maju antara Pemerintah Pusat dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Bogor, Rabu (13/11/2019). Panel V itu membahas penyederhanaan regulasi dan reformasi birokrasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Dia menambahkan saat ini banyak pekerja dari kalangan perempuan. Dalam kondisi ini dia mengingatkan agar para pekerja perempuan untuk meningkatkan kemampuan agar tak tergeser oleh teknologi.

Kondisi seperti ini pun sudah bukan hal aneh. Perlahan memang sudah mulai terjadi.

"Dan sekarang juga sudah banyak," kata Bahlil.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya