Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) melaksanakan project board meeting bersama Korea International Cooperation Agency (KOICA) dan United Nations Development Programme (UNDP).
Salah satu poin dalam pertemuan itu adalah menyusun rancangan roadmap agar aplikasi Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!) dapat digunakan oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas
Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Diah Natalisa menekankan pentingnya manajemen waktu, manajemen risiko, dan pengendalian mutu dalam pengembangan dan integrasi sistem LAPOR!.
Advertisement
Menurut dia, secara umum manajemen waktu dan kuantitas dari sistem integrasi LAPOR! dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah sangat baik. Namun, untuk manajemen risiko dan quality control perlu untuk didalami lagi.
Baca Juga
"Itu agar kualitas pengelolaan aplikasi LAPOR! bisa berjalan dengan lebih baik lagi, baik dari pengelolaannya maupun solusi atas pelaporan yang disampaikan masyarakat," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis (6/2/2020).
Terkait dengan rencana strategis lainnya dalam penguatan kapasitas SP4N-LAPOR!, Deputy Resident Representative UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze mendorong penyebarluasan aplikasi melalui peningkatan partisipasi komunitas dengan perhatian khusus pada kelompok muda, perempuan, dan penyandang disabilitas dalam mempromosikan SPAN-LAPOR!.
Sophie berharap roadmap bisa disusun secara komprehensif, termasuk menyediakan fitur bagi penyandang disabilitas dan mempromosikan kesetaraan gender.
"Kami ingin menghapuskan batasan, sehingga setiap orang bisa mendapatkan akses yang sama ke LAPOR!" katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Program Pelatihan
Senada, Deputy Country Director KOICA Songjoo Kim juga menyampaikan fokusnya dalam pengembangan kapasitas SP4N-LAPOR!. Kim menganggap manajemen risiko dan kualitas sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan, termasuk dalam pengembangan SPAN-LAPOR!.
Selain itu, Kim juga mengatakan KOICA sangat tertarik pada rencana induk yang akan disusun. Untuk itu, KOICA ingin memberikan kontribusi berupa program pelatihan bagi pengelola pengaduan Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan terkait dengan pengelolaan pengaduan masyarakat.
"Saya benar-benar ingin memastikan kurikulum pengembangan kapasitas yang diberikan sejalan dengan master plan dan roadmap serta akan membuatnya lebih praktikal," jelas Kim.
Advertisement