Liputan6.com, Jakarta - Bisnis properti tahun ini diprediksi akan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Terlebih untuk segmen rumah tapak yang masih akan banyak diburu oleh konsumen.
Produk rumah tapak dinilai masih akan menjadi segmen yang penjualannya paling potensial pada tahun ini. Pasar dari subsektor properti tersebut dari tahun ke tahun cenderung stabil.
Baca Juga
"Pasar perumahan tapak cukup stabil," kata Director Strategic Consulting Cushman and Wakefield Indonesia Arief Rahardjo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Advertisement
Berdasarkan riset Cushman & Wakefield Indonesia, secara akumulatif terdapat peningkatan supply pada kuartal IV 2019 di wilayah Jabodetabek sebesar 383.258 unit atau naik dibandingkan dengan 2018 yaitu 375.258 unit.
Secara terperinci, pasokan terbesar ada di Tangerang mencapai 61 persen, Bogor-Depok 22 persen, Bekasi 11 persen, dan Jakarta 7 persen.
Melihat tren tersebut, PT Agung Podomoro Land, Tbk. (APLN) terus melanjutkan pengembangan proyek properti residensial yang diintegrasikan dengan hotel, Vimala Hills Villa & Resort, di kawasan Gadog, Puncak, Jawa Barat.
Vimala Hills Villa & Resort di Bogor, lokasinya tepat berada di antara tiga gunung yakni Gunung Gede Pangraro, Gunung Salak, dan Gunung Geulis. Vimalla Hills merupakan bisnis unit dari PT Agung Podomoro Land Tbk, perusahaan properti terintegrasi terkemuka di Indonesia.
Baru-baru ini, Vimala Hills meluncurkan 55 unit cluster baru yang menawarkan penginapan premium dengan kualitas udara yang sejuk.
Manajemen APLN mengklaim, liburan bersama seluruh anggota keluarga akan terasa lebih memuaskan karena Cluster baru Vimala Hills ini memiliki konsep baru yaitu villa dua lantai yang terdiri dari tiga kamar tidur. Area penginapan ini memiliki area dapur yang luas, balkon yang nyaman, ruang tamu, dan garasi untuk dua mobil.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Musim Liburan Bikin Bisnis Properti di Bali Laris Manis
Ciputra ternyata punya cara sendiri untuk membuat produk properti miliknya laris manis. Seperti proyek Ciputra Beach Resort yang dikembangkan di Bali, pengembang tersebut memanfaatkan kunjungan wisatawan lokal untuk memasarkannya.
Proyek yang dikembangkan sejak 2019 itu, mencatat kenaikan penjualan cukup signifikan, sesuai dengan target. Andreas Raditya selaku General Manager Marketing Ciputra menuturkan, kesuksesan ini disebabkan karena Bali memiliki potensi yang jarang ditemukan di kawasan lain.
Pada akhir tahun lalu, tepatnya pada musim libur panjang Natal dan Tahun baru, adalah masa yang memberikan kontribusi penjualan yang sangat tinggi. Banyaknya turis lokal yang datang kesini ternyata tidak hanya untuk liburan tapi juga untuk mencari produk properti yang menjanjikan.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, strategi pemasaran jelang liburan akhir tahun ini sangat efektif. Terbukti mereka berlibur dan juga mendatangi proyek Ciputra Beach Resort untuk melihat ke lokasi langsung dan mereka tertarik dan membeli,” jelas Raditya, di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Strategi pemasaran pada akhir tahun lalu juga menghasilkan penjualan sebesar 30 persen dari total penjualan secara keseluruhan, pada 2 minggu di akhir 2019. Saat itu, konsumennya berasal dari berbagai kota besar di Indonesia, seperti Surabaya, Jabodetabek, lalu Bandung, Medan, dan Makasar.
"Yang paling mendominasi itu konsumen asal Surabaya, lalu Jabodetabek dan menyusul kota besar lain yang berlibur ke Bali," kata Raditya.
Besaran angka tersebut mejadikan hasil total penjualan melampaui target yang telah ditentukan untuk tahun lalu. Padahal harga yang ditawarkan di atas Rp 1,5 miliar.
Advertisement