Liputan6.com, Jakarta Perum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) akan menyerap 2 juta ton beras untuk kebutuhan Ramadan tahun ini. Penyerapan itu dilakukan untuk menjamin ketersediaan stok beras di tingkat pasar.
"Sebanyak mungkin, karena sekarang tidak pakai target berapa-berapa, kalau nanti adanya 2 juta, kita ambil 2 juta. Kenapa tidak. Sehingga betul-betul masyarakat kita pangan pokoknya terjamin," kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, saat dia saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Buwas mengatakan untuk saat ini memang belum terlalu dilakukan penyerapan. Mengingat cadangan beras pemerintah yang ada di gudang Bulog masih mencapai 1,5 juta ton.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, berkaitan dengan adanya virus corona seluruh kebutuhan bahan pangan juga terus diperhatikan Perum Bulog. Pihaknya akan menjamin seluruh komoditas pangan aman di tengah isu virus corona.
"Berkaitan juga dengan corona, jadi semua pangan harus kuat," tandas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Jaga Harga di Tengah Wabah Corona, Beras dan Kedelai Masuk Daftar Impor
Pemerintah telah menerbitkan izin impor gula kristal mentah (raw sugar) dan bawang putih di tengah lonjakan harga pasar saat wabah virus corona menerjang Indonesia. Selain kedua komoditas tersebut, pemerintah rencananya juga akan mendatangkan beberapa produk bahan dasar pangan lain dari luar negeri.
Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomi Edi Pambudi mengatakan, pemerintah bakal mengeluarkan izin impor bagi beberapa komoditas seperti beras dan kedelai.
"Beras tentu, kemudian kebutuhan yang memang saat ini masih diimpor, kedelai dan lain-lain. Itu terkait dengan kewenangan Bulog," kata Edi di Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Namun begitu, ia belum bisa menyebutkan berapa besaran kebutuhan impor komoditas-komoditas tersebut. Dia mempersilakan Perum Bulog untuk menghitungnya.
"Wah kalau detailnya Bulog yang paham. Yang jelas gini, kita tidak coba untuk membatasi berapa. Yang penting kalau kebutuhannya segitu akan dipermudah segitu," ujar dia.
Menurut Edi, perizinan impor ini akan dikeluarkan guna menjaga kebutuhan stok pangan jelang Ramadhan dan Idul Fitri pada April dan Mei 2020.
"Jadi kita selama ini sudah belajar dari kurva inflasi, siklus inflasi, biasanya barang yang dibutuhkan jelang hari besar keagamaan itu apa. Nah itu yang pasokannya akan tetap dijaga," tutur Edi.
Selain itu, ia melanjutkan, pemerintah juga mau memastikan agar negara jangan sampai terkena krisis pangan.
"Karena kan kita sekarang berhadapan dengan situasi yang boleh dikatakan spesial, bukan situasi umum. Kita harus menjaga supaya jangan sampai kita terdampak krisis," pungkasnya.
Advertisement