Alat PCR Tiba, Mampu Tes 300 Ribu Sampel per Bulan

Alat tes ini sudah dipasang di salah satu rumah sakit di Jakarta dan akan segera disebar ke berbagai daerah.

oleh Athika Rahma diperbarui 08 Apr 2020, 11:31 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2020, 11:31 WIB
Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Staf khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menyatakan, alat tes Corona bermetode Polymerase Chain Reaction (PCR) telah sampai di Indonesia. Kehadiran alat tes PCR akan meningkatkan jumlah pemeriksaan Corona hingga 300 ribu sampel per hari.

Alat tersebut sudah tiba pada Sabtu 4 April. Dengan rincian 2 unit automatic RNA extractor untuk tes RNA dengan kapasitas 1.000 sampel per hari (500 spesimen per 1 alat), ditambah dengan 18 unit light cycle detector dengan kapasitas pengujian 500 sampel per hari.
 
 
"Jadi kalau seluruh alat sudah diinstal semua, maka satu hari bisa mencapai 10 ribu (sampel yang dites). Sebulan kira-kira bisa 300 ribu sampel karena tes yang dilakukan sangat cepat," ujar Arya dalam telekonferensi BNPB, Rabu (8/4/2020).
 
Lebih lanjut, alat tes ini sudah dipasang di salah satu rumah sakit di Jakarta dan akan segera disebar ke berbagai daerah. Yakni, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua.
 
Untuk daerah yang sudah memiliki ruangan dengan negative pressure, maka setelah alat datang dan diinstalasi selama 2 minggu, alat PCR tersebut siap digunakan untuk menjaring sampel dan melakukan tes.
 
"Inilah langkah cepat yang dilakukan supaya antisipasi kondisi Corona di Indonesia. Kondisi saat ini, negara-negara berebutan, semuanya ambil, karena hampir seluruh negara di dunia mengalami Corona," kata Arya.
 
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
 

Erick Thohir: Tak Ada Satu pun BUMN Bisa Produksi APD

Erick Thohir Bahas Jiwasraya
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, hingga kini belum ada perusahaan pelat merah yang memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) untuk penanganan Virus Corona. Selama ini, APD hanya diproduksi oleh swasta dengan kapasitas 17 juta per tahun.

"Untuk APD, kami BUMN tidak punya perusahaan yang buat, mayoritas dibuat swasta dengan kapasitas 17 juta per tahun," ujar Erick di Jakarta, Selasa (7/4/2020).

Untuk memenuhi kebutuhan APD yang terus meningkat, Kementerian BUMN bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencari negara yang bisa memasok APD ke Indonesia. Salah satunya perusahaan dari Korea Selatan.

"Kemarin saya ketemu kepala BKPM mengenalkan satu perusahaan Korea. Dia stoknya masih cukup banyak, bahkan beberapa bahan baku dari korea dari perusahaan ini sudah masuk ke Indonesia," jelas Erick.

Erick menambahkan, nantinya rumah sakit swasta dan BUMN siap membeli APD dari perusahaan tersebut. Sementara itu, pemerintah akan terus mencari negara pemasok bahan baku agar Indonesia bisa memproduksi APD sendiri.

"Tapi dengan catatan bahwa mereka (perusahaan Korea) bisa produksi dengan jumlah yang dibutuhkan dan kami rumah sakit swasta dan BUMN siap membeli. Bahan baku masih sulit, tapi tentu saya yakin dengan solusi yang dilakukan Kemenlu dan lain-lain itu bisa dilakukan," katanya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya