Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengakui permasalahan pangan dihadapkan dua pilihan antara panen dan impor. Pemerintah terpaksa melakukan impor bahan pangan lantaran musim panen yang sering molor.
"Panen jadwalnya sering mundur dan tergantung cuaca, tapi ini berkaitan dengan bahan baku," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, kata Airlangga Hartarto dalam Webinar IPMI bertema 'Triple Helix Innovation for Sustainable Food System in Indonesia Amid Covid-19', Jakarta, Selasa (16/6).
Baca Juga
Airlangga menuturkan antara panen dan kebutuhan sering terjadi ketidakcocokan. Semua tergantung masa panen dan faktor alam. Panen yang molor membuat harga menjadi turun.
Advertisement
Kebutuhan pokok ini tak hanya untuk konsumsi masyarakat. Tetapi dibutuhkan juga oleh industri yang tidak bisa bergantung pada hasil panen.
Nilai tukar pertanian dan inflasi juga jadi pertimbangan pemerintah dalam memutuskan impor bahan pangan. Terjaganya harga bahan pokok akan berdampak pada inflasi yang terkendali.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang rendah akan memengaruhi daya beli masyarakat. Di masa pandemi ini pemerintah pun memberikan stimulus lewat bantuan sosial. Hanya saja ini bersifat jangka pendek.
Pemerintah ingin industri pertanian ini diminati oleh anak muda agar produk pertanian bisa menghasilkan nilai tambah.
"Anak muda sekarang belum tentu mau masuk ke pertanian dan ini harus didorong mekanisasinya," kata dia.
Hal yang penting saat ini bidang mekanisasi. Sebab selama ini petani sering mendapatkan bantuan peralatan, tetapi mereka tidak diberikan pelatihan untuk memaksimalkan alat tersebut.
Advertisement