OJK Ajak Anak TK Menabung Lewat SimPel, Setoran Awal cuma Rp 5.000

Budaya menabung harus dilakukan melalui optimalisasi beberapa aspek, utamanya aspek infrastruktur.

oleh Athika Rahma diperbarui 19 Agu 2020, 18:10 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 18:10 WIB
Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kristianti Puji Rahayu membeberkan langkah-langkah meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Salah satunya dengan menggencarkan anak-anak sekolah untuk menabung.

Dirinya mengatakan, budaya menabung harus dilakukan melalui optimalisasi beberapa aspek, utamanya aspek infrastruktur.

"Kita edukasi literasi sampai capek kalau infrastrukturnya enggak memudahkan tetap susah, sehingga yang perlu dilakukan adalah, how to make it convertible dan convenient, baik di sekolah maupun PUJK (Pelaku Usaha Jasa Keuangan)," kata wanita yang akrab disapa Puji ini dalam tayangan virtual, Rabu (19/8/2020).

Untuk itu, melalui program SimPel (Simpanan Pelajar), OJK ingin mendorong agar pelajar mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) bisa menabung di bank dengan setoran awal hanya Rp 5.000 saja.

OJK juga gencar melakukan institutional leadership di beberapa sekolah, contohnya di Pesantren Darul Arafah di Deli Serdang, Sumatera Utara dan SMK Yadika di Soreang, Bandung, Jawa Barat.

Dalam sosialisasi tersebut, selain memberikan goody bag, OJK juga memberikan rekening SimPel dengan sejumlah saldo awal untuk mengawali kebiasaan menabung.

"Dan ini juga bagi PUJK sebagai sarana OJK untuk memberikan gesture bahwa ini institutional leadership untuk kita melakukan literasi dan inklusi kepada adik-adik," katanya.

Puji melanjutkan, menabung juga tidak bisa dilakukan secara berlebihan atau excessive, namun harus berpatokan pada pakem-pakem yang telah ditentukan.

"Spending (belanja) 40 persen, kebutuhan sosial 10 persen, leverage 30 persen dan investasi 20 persen, sehingga balance. Yang harus ditekankan, spending tetap dilakukan tapi harus dibentuk karakter anak secara dini sehingga nanti ketika Indonesia memiliki bonus demografi, anak-anak sudah cerdas mengatur keuangan," katanya.

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Menabung Sudah Harus Dikenalkan Sejak SD

Jokowi Serahkan Nota Keuangan dan RUU APBN 2020 kepada DPR
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidatonya dalam Sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Nantinya DPR akan membahas RAPBN 2020 untuk selanjutnya disahkan menjadi UU. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang dihadiri oleh perwakilan kepala daerah seluruh Indonesia. Dia menginginkan agar pemerintah daerah meningkatkan perannya dalam mendorong inklusi keuangan.

"Intinya adalah kita ingin mengajak seluruh daerah agar bisa mendorong rakyat kita untuk bisa akses keuangan harus kita percepat baik pertama untuk urusan menabung, kedua urusan akses kredit," ujar Jokowi di Hotel Mulia, Jakarta, pada Selasa 10 Desember 2019.

 Ada dua cara dalam mempercepat inklusi keuangan pertama adalah lewat tabungan dan kedua melalui akses kredit. Kedua hal tersebut, harus diberikan pemahaman terhadap masyarakat agar masyarakat bisa mendapatkan akses dengan mudah.

"Pertama urusan menabung, ini urusan di dinas pendidikan dan kebudayaan untuk mendorong anak-anak kita sedini mungkin untuk mengakses ke perbankan kita agar mereka berbondong-bondong belajar menabung bisa dari SD, SMP atau juga SMA dan SMK," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya