Erick Thohir: Kimia Farma Sudah Bisa Produksi Avigan

BUMN farmasi PT Kimia Farma sudah dapat memproduksi Avigan.

oleh Athika Rahma diperbarui 15 Sep 2020, 18:30 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2020, 18:30 WIB
Erick Thohir
Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir membahas perlindungan tenaga kesehatan dari paparan COVID-19 dalam pertemuan dengan IDI di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/9/2020). (Dok Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir menyatakan, BUMN farmasi PT Kimia Farma sudah dapat memproduksi Avigan.

Avigan sendiri biasanya diberikan kepada pasien Covid-19 dan sampai saat ini pengadaan Avigan masih diimpor dari Jepang.

"Terapi penyembuhan (Covid-19) terus berlanjut. Alhamdulillah kemarin Kimia Farma sudah bisa memproduksi Avigan yang selama ini impor, masuk kategori Favipiravir," kata Erick dalam tayangan virtual, Selasa (15/9/2020).

Kata Erick Thohir, tentunya dengan kemampuan Kimia Farma memproduksi Avigan, harapannya Indonesia tidak akan ketergantungan impor obat tersebut ke Jepang lagi.

"Sekarang sudah bisa buat sendiri, karena kita tidak mau terus bergantung kepada bahan baku impor," ujarnya.

Disamping obat-obatan kimia, Erick juga bilang pihaknya melalui BUMN farmasi terus meriset obat herbal yang dapat membantu penyembuhan pasien Covid-19.

"Kita terus lanjutkan, bagaimana riset-riset kepada herbal yang bisa membantu. Karena itu kita spin off yang namanya Indofarma fokus herbal, Kimia Farma untuk Kimia, dan Bio Farma yang fokus kepada ininya semua," tutur Erick Thohir.

Erick Thohir Pastikan Vaksin Covid-19 Halal dan Terdaftar BPOM

FOTO: Menkes dan Komite Penanganan COVID-19 Bahas Vaksin Bersama Komisi IX
Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir saat rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Raker membahas efektivitas pengorganisasian dan penganggaran dalam penanganan COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) Erick Thohir memastikan vaksin Covid-19 yang akan diproduksi untuk masyarakat Indonesia tersertifikasi halal.

Erick bilang, pihaknya telah mengirim Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ke Uni Emirat Arab (UAE) untuk memastikan kehalalan vaksin tersebut. Hal ini dilakukan setelah Indonesia melakukan kerjasama dengan perusahaan farmasi asal UAE, G42.

Setelahnya, BPOM juga akan dikirim ke Cina bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk tujuan yang sama pada bulan Oktober 2020 mendatang.

"Kita juga pastikan vaksin ini halal dan sesuai standar kita. Oleh karena itu, kita kirim BPOM ke UAE dan Insya Allah ke Cina, Oktober ini bersama MUI," ujar Erick dalam webinar, Selasa (15/9/2020).

Erick menyatakan, MUI juga hadir pada saat uji klinis ke-3 terhadap vaksin asal Sinovac dimulai di Bandung beberapa waktu lalu. Dengan demikian, kehalalan vaksin ini dapat terjamin.

"Oleh karena itu, kemarin saya datang kepada Pak Wakil Presiden (KH Ma'aruf Amin), bahwa proses ini kita dukung dan kita jaga kehalalan vaksin," tambahnya.

Dalam laporannya kepada Wapres KH Ma’ruf Amin beberapa hari lalu, Erick mengatakan Indonesia akan mendapat 30 juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir tahun 2020 dan 300 juta dosis untuk 2021.

Vaksin tersebut merupakan hasil kerja sama beberapa BUMN farmasi dengan lembaga dan instansi farmasi mancanegara seperti PT Bio Farma (Persero) dengan Sinovac Biotech yang berasal dari Cina.

Sinovac sendiri sudah berkomitmen menyediakan 20 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini apabila proses uji klinis tahap 3 berjalan lancar. Sedangkan untuk tahun depan, akan diproduksi hingga 250 juta dosis untuk Indonesia.

Selain itu, Erick juga melaporkan bahwa PT Kimia Farma juga telah menggandeng perusahaan asal UEA, Grup 42 (G42) dan akan memperoleh 10 juta dosis vaksin pada akhir 2020, kemudian ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis yang akan diterima Indonesia pada akhir kuartal I-2021.

"InsyaAllah, akhir tahun ini ada 30 juta (vaksin) dan tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," tutur Erick.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya